Selain Perdana Menteri Raja Pervez Ashraf, Mahkamah Agung Pakistan pada Selasa (15/01) juga memerintahkan penangkapan 15 orang lainnya.
Perintah pengadilan terjadi di tengah-tengah unjuk rasa antikorupsi yang digalang oleh ulama Sufi Tahirul Qadri di ibukota Pakistan, Islamabad. Tahirul Qadri menegaskan dia dan para pengikutnya akan tetap berada di ibukota sampai mereka mencapai tujuan.
Dia menuntut pemerintah mundur dan pemilihan umum ditunda sampai kasus-kasus korupsi di negara itu dituntaskan. Sejumlah kritikus mengatakan Tahirul Qadri didukung militer, tetapi dia membantah sinyalemen itu.
Sebagaimana dilaporkan wartawan BBC di Islamabad, M Ilyas Khan, perintah penangkapan dan aksi unjuk rasa ini mungkin saja secara kebetulan terjadi pada hari yang sama, tetapi banyak pengamat mengatakan pemilihan waktu ini semakin memperkuat dugaan bahwa militer dan kehakiman berada di balik ulama Tahirul Qadri.