Al Aradat juga menilai program Judaisasi al-Quds dan tempat-tempat suci Islam serta Kristen termasuk contoh nyata dari perang terbuka rezim ini. "Langkah ini direalisasikan dengan perampasan tanah Palestina serta pembangunan distrik Zionis," katanyanya.
Seraya memuji peningkatan status Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai negara pengamat non anggota, Petinggi Palestina ini juga mengatakan, musuh harus menyadari bahwa berlanjutnya represi dan arogansi malah mengobarkan semangat muqawama rakyat dan akan meluas ke seluruh wilayah Palestina pendudukan.
Dia menekankan bahwa di kondisi seperti ini yang paling penting bagi bangsa Palestina adalah menjaga persatuan di antara mereka. "Gerakan diplomasi di tingkat internasional juga harus dilanjutkan sehingga muqawama bangsa Palestina mendapat dukungan besar," tambah Al-Aradat.
Seraya mengisyaratkan pertemuan terbaru Mahmoud Abbas, ketua Otorita Ramallah dan Khaled Meshal, ketua Biro Politik Hamas, Abu al-Aradat mengingatkan, pertemuan yang ditujukan untuk menindaklanjuti proses rekonsiliasi antar kubu Palestina berhasil baik dan banyak menghasilkan kesepakatan penting.
"Kedua pihak dalam berbagai lobinya juga menekankan hak kepulangan pengungsi Palestina dan muqawama menghadapi rezim ilegal Israel," tambah Abu al-Aradat.