Pemanggilan tersebut berawal dari laporan pihak Pertamina terkait aksi para buruh migas yang tergabung dalam SBA-KASBI (Serikat Buruh Anggota - Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia) terdiri dari SBI (Serikat Buruh Indramayu), SBMK (Serikat Buruh Mitra Kerja) RU VI, SPM Mandiri, dan SPM Wiralodra UPMS III pada beberapa bulan lalu di lokasi masing-masing.
Massa dituding melakukan perusakan sarana milik PT Pertamina di EP Mundu, Karangampel, Indramayu pada Nopember 2012 lalu. Para buruh menuntut terkait realisasi 10 point yang sempat disepakati sebelumnya pada 18 Juni 2012 lalu.
"Pasca aksi upah di Pertamina kemarin, satu persatu anggota KASBI Indramayu dipanggil pihak kepolisian. Diundang atas tuduhan perusakan. Ini semakin memperjelas bahwa kepolisian turut bersekongkol dengan pertamina untuk penghancuran serikat buruh di Pertamina," ujar Ketua Federasi Serikat Buruh Pantura (FSBP), Abdul Kholik, Minggu (20/1/13).
Ia memaparkan, pemanggilan pertama pihak kepolisian terhadap Ali Babe dan Gawok (leader buruh di EP Mundu), kemudian pada 11 Januari kemarin, Asrol (Ketua SBI), Iwan (Ketua SBMK) dan Zaeni (Ketua SPM Dwikora) juga dipanggil. Bahkan, setelah itu muncul kembali nama lain seperti Udin, Andi, Indra dan beberapa aktivis buruh lainnya juga berencana akan dipanggil oleh Polres Indramayu.
Padahal, menurut Kholik, pemanggilan susulan itu sama sekali tidak berdasar, pasalnya para ketua seperti Asrol alias Tayong, Iwan, dan Zaeni pada saat kejadian aksi di Pertamina EP Mundu tanpa di hadiri oleh ketiga orang tersebut.
"Kan Ali Babeh sudah dipanggil walaupun perusakan itu dia sama sekali gak tahu. Massa yang melakukan. Intinya ketika kejadian tiga orang ketua itu mimpin aksi di wilayah masing-masing. Ini jelas tuduhan. Enggak mendasar!," tegasnya.
Hal itu diperkuat oleh Ketua SBMK, Iwan, menurutnya saat kejadian tersebut dirinya memang tidak berada di tempat. Sehingga Iwan mendesak Polres Indramayu untuk tidak melanjutkan pemanggilan terhadap para aktivis buruh.
"Sebenarnya persoalan ini saya benar-benar tidak tahu, karena saya juga berada di lokasi yang berbeda. Saya menginginkan agar kepolisian (Polres Indramayu) tidak melanjutkan pemanggilan kepada aktivis," kata Iwan.
Melihat tingkah kepolisian yang makin memperjelas adanya kongkalikong dengan Pertamina, maka Kholik menyerukan kepada seluruh buruh di Indramayu untuk tidak merasa tergannggu oleh upaya pelemahan dari Pertamina, dan akan terus melakukan perlawanan.
"Maka hanya satu kata, lawan!!" pungkas Kholik.
Hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi dari pihak kepolisian dan pemerintah terkait masalah ini.