Buku yang berisi 116 halaman ini berisi 102 karya-karyanya yang ditulis semenjak 2006 - 2012, sebut saja diantaranya "Surat Cinta Kepada Hujan", "Senyum Para Petani", "Senyum Zarathustra", dan "Balada Lelaki Tua Di Pematang Sawah", adalah karya dalam bentuk tulisan yang ia dedikasikan untuk cinta dan alam.
Eksistensinya terhadap dunia seni tidak hanya tercurah dalam karya tulisannya, A. Rego S. Ilalang juga tercatat sebagai pemain, penata laku sekaligus sutradara di banyak pementasan seni, diantaranya adalah Ketoprak "Ontar-ontran Purboretnan" Produksi Sumunaring Budoyo Unitantri Unibraw di UNAIR Surabaya (2000), Monoplay Sang Penyaksi Produksi KSII di Auditorium STAIN Kediri (2002), Nurani Bromocorah Produksi Teater Lempung (2002).
Simak saja syair berikut dalam: "Balada Lelaki Tua Di Pematang Sawah" :
Lelaki tua legam kulitnya
Matahari mewarna pualam di tubuhnya
Sorot bening matanya semesta
Segaris senja merajah hidupnya.
Kaki telanjang lumpur berkalang
Tetes peluh padi tumbuh
Duka menyingkir padi membulir
Walau harga benih terasa menyembelih, anyir.
Lelaki tua tubuhnya renta
Menerbitkan matahari dari matanya
Tak peduli harga pestisida membumbungkan luka
Tak peduli negara tak membutuhkannya.
Lelaki tua legam kulitnya
Matahari selalu terbit dari matanya.
Saat ini, A. Rego S. Ilalang bermukim di Jalan Masjid No.3, Karangnongko 03/02, Kelutan, Ngeronggot Nganjuk Jawa Timur, dan ketika di tanya berapa harga bukunya yang ia kirimkan kepada Cuplik.com.
"Berapa saja, diterima Kang.." jawabnya.