Cuplik.Com - Indramayu - Awal tahun ini merupakan waktu yang buruk bagi para nelayan di wilayah pantura Indramayu, Jawa Barat. Kondisi hujan disertai angin yang cukup kencang yang mereka temui di daratan juga ditemui kala mereka melaut. Hal inilah yang membuat banyak nelayan lebih memilih menjangkarkan perahunya di tepi pantai.
Namun, bagi para nelayan yang berlayar dengan perahu besar, cuaca seperti ini masih bisa diterjang. Meski bahaya ombak serta angin yang jauh lebih besar dari biasanya selalu mengancam mereka setiap saat.
Tasimin, 48 tahun, salah satu nelayan yang ditemui
Cuplik.com di pelabuhan
Karang Song, Indramayu mengatakan bahwa tetap saja ada rasa takut dengan cuaca seperti ini.
"Bagaimana lagi, inilah satu-satunya penghasilan. Tanpa melaut kami tak bisa makan," ungkapnya.
Kenekadan Tasimin pun dipicu oleh harga ikan yang melambung cukup tinggi. Stok ikan yang menipis di pasaran membuat Tasimin rela berjibaku melawan ombak. Sebagaimana diketahui, harga ikan laut di pasaran Indramayu saat ini melonjak hingga 50 persen.
Namun, meski lonjakan harga ikan cukup tinggi, nelayan yang berperahu kecil bakal berpikir seribu kali untuk melaut.
"Perahu kami kecil sehingga jika kami melaut sama saja mencari mati," ungkap
Maman, 45 tahun, nelayan asal Parean, Indramayu.
Ketika ditanya soal sumber penghasilan tanpa melaut, "Hutang ke tetangga atau rentenir," ungkapnya sembari tersipu.