"Memang ada beberapa pamong desa dan dari Kepolisian yang berada di tempat kejadian, akan tetapi usaha dari pamong desa Krasak hanya sekedar menonton layaknya masyarakat biasa serta mondar-mandir enggak karuan, yang dari Polsek Jatibarang hanya sekedar mencatat kejadian saja, apalagi dari pemerintah Kecamatan Jatibarang, tidak kelihatan sama sekali," tutur Taryono (35), mantan Ketua BPD Desa Krasak kepada cuplik.com. Kamis (24/1/13).
Kekecewaan itu diluapkan setelah ditemukannya korban, Lutfi Ahmad Fadilah (13), kemarin (23/1). Siswa kelas VIII MTs Alghozali, Kebulen-Jatibarang itu berhasil ditemukan atas solidaritas warga setempat selama empat hari pencarian sejak hilang pada 19 Januari 2013 lalu.
Taryono yang akrab disapa Penol itu menguraikan kekecewaannya atas pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah desa Krasak, pemerintah Kecamatan Jatibarang dan Polsek Jatibarang, yang tidak mengundang atau mendatangkan Tim SAR selama pencarian korban. Pasalnya keterlibatan pemerintah sama sekali nihil.
"Seharusnya kan pemerintan bisa mendatangkan Tim SAR ke tempat kejadian agar bisa meringankan penderitaan keluarga, karena keluarga sudah menderita malah ditambah lagi beban biaya cukup besar yang harus dikeluarkan keluarga untuk menyewa perahu, mesin disel dan lampu penerang serta konsumsi selama empat hari," jelasnya.
Atas sikap itu, ia mengharapkan agar pemerintah mau peduli terhadap warganya, apalagi saat terkena musibah.
"Apakah Pemerintah tidak kasihan pada masyarakatnya?, Apakah harus ada mekanisme permohonan secara tertulis dari keluarga untuk mendatangkan Tim SAR?, Apakah karena dari keluarga yang tidak mampu sehingga Tim SAR tidak datang?" kata Penol dengan muka merah setengah marah.