Acara Muludan yang rutin setiap tanggal 12 Rabiul Awal, tempat Makam Sunan Gunung Jati di Cirebon pada Kamis (24/1/13), dipadati para peziarah dari berbagai daerah, seperti dari Surabaya, Banten, Jakarta, dan warga sekitar wilayah Cirebon, Indramayu, Subang, Kuningan dan Majalengka, serta daerah-daerah lainnya.
Seperti dari pengakuan salah seorang pria setengah baya, pengunjung asal desa Pegagan Cirebon, Camut, mengatakan bahwa setiap orang yang bereziarah ke makam para wali, pertama kali yang harus didatangi adalah makam wali Sunan Gunung Jati yang ada di Cirebon.
"Karena Cirebon merupakan pusar bumi dan tertua di antara semua tempat para wali," katanya.
Dari pantauan cuplik.com, padatnya pengunjung sehingga membuat parkiran padat, hampir tak ada tempat buat mobil yang akan parkir, ditambah lagi kemacetan yang terjadi karena banyak peziarah yang menyebrang jalan untuk menuju sumur 7 (tujuh) yang dipercaya dapat mendatangkan berkah.
Selain itu, acara Muludan yang ditunggu-tunggu oleh pengunjung adalah arak-arakan Panjang Jimat, sebuah pusaka yang dibawa oleh kuncen ke Makam Gunung Jati, dipercaya masyarakat jika yang melihat arak-arakan tersebut mendapatkan berkah.
"Apalagi kalau sampai bisa memegang orang yang membawa panjang jimat itu," kata Camut.
Sementara, di tempat lain, masih di lingkungan makam Sunan Gunung Jati, pemandian alat keramat Gong Seketi juga diburu warga. Pasalnya pusaka yang dililit kain putih tersebut, setelah dimandikan dengan kembang tujuh rupa, airnya dapat memberi berkah.
"Air itu nanti dibagikan dengan ditukar minyak wangi, nanti bisa digunakan untuk mandi, untuk sawah, ladang atau apa saja, bisa mendatangkan berkah," kata pengunjung yang lain.