"Kita (FPPM) harapannya bisa bersatu dengan para petani di sini. Kita juga minta dukungan dari kawan-kawan di sini. Ke depan, hasil dari silaturrahmi ini bisa menjadi sebuah konsolidasi nantinya, untuk kita bareng-bareng menyuarakan petani yang benar-benar membawa perubahan," ujar Koordinator Aksi FPPM, Nanik Harianti, kepada cuplik.com di Sekber SBA-KASBI, Balongan, Indramayu Jumat malam (25/1/13).
Ajakan tersebut disambut hangat oleh salah satu gerakan petani dari Serikat Petani Pejuang Indramayu (SPPI), baginya kedatangan 100 petani dari Jawa Timur ini, menambah semangat untuk terus menyuarakan hak para petani di Indramayu.
"Petani ini benar-benar menjadi soko guru, harus bangkit, harus maju," kata Ketua SPPI, Edy Suwanto saat berbincang-bincang dengan para petani dari FPPM.
Terkait isu soal petani di Indramayu, hubungannya dengan Perhutani, SPPI yang lahir pada 28 Nopember 2012 di Desa Plosokerep blok Lungsalam, Kecamatan Terisi, Indramayu ini, masalah yang sering terjadi dengan Perhutani adalah terkait soal hak garap, khususnya para petani Indramayu di daerah Alas Loyang dan sekitarnya.
"Kami (SPPI) masih baru dilahirkan, masalah Petani di sini terkait soal hak garap, ini selalu berurusan dengan Perhutani. Sampai mati pun akan tetap kami pertahankan. Ini tanah negara. Untuk rakyat," tegas Edy.
Menyikapi itu, Koordinator Umum FPPM, Mohammad Trianto menyarankan, agar petani terus melakukan kejelasan dengan Perhutani setempat, sehingga diharapkan Perhutani tidak lagi mengganggu para petani.
"Usahakan buat MoU dengan Perhutani, sehingga bisa diwariskan turun temurun, ini akan lebih mudah nanti," tandasnya.