Hadir beberapa gerakan rakyat seperti SBI (Serikat Buruh Indramayu), SBMK (Serikat Buruh Mitra Kerja) RU VI, SPM Dwikora, dan SPM Wiralodra UPMS III, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Serikat Petani Pejuang Indramayu (SPPI), Serikat Nelayan Tradisional (SNT), Pos Bantuan Hukum Berbasis Masyarakat (PBHBM) Indramayu, Barisan Oposisi Rakyat (BOR) Indramayu. Beberapa perwakilan gerakan rakyat menyampaiakan orasinya.
Koordinator Umum FPPM, Mohammad Trianto, mengungkapkan rasa terimakasihnya atas sambutan dan dukungan para gerakan rakyat di Indramayu. Ia berharap aksi ini dapat ditiru oleh seluruh gerakan rakyat di Indramayu dalam mengawal perubahan.
"Kami ucapkan terimakasih atas sambutannya yang hangat kepada kawan-kawan di Indramayu, ini akan menjadi semangat kami untuk terus menyuarakan tuntutan kami di Jakarta nanti," ujar Trianto dalam orasinya.
Sementara ketua HNSI, Ono Surono, dalam orasinya, mengajak warga Indramayu untuk menjadikan gerakan ini sebagai spirit bagi seluruh gerakan rakyat di Jawa Barat dalam mengawal perubahan. "Semoga aksi ini menjadi spirit baru bagi gerakan buruh, petani, dan nelayan di Indramayu dan Jawa Barat," Ketua HNSI, Ono Surono, saat berorasi bersama petani FPPM.
Dari perwakilan buruh, Abdul Kholik mengharapkan, ke depan gerakan ini bukan hanya oleh sektor petani saja, melainkan bisa bersatu dengan seluruh sektor. "Kami sangat mendukung apa yang diulakukan kawan-kawan petani, harapannya ke depan ini bisa bersatu dengan buruh, nelayan dan seluruh gerakan rakyat," katanya.
Sedangkan, dari Serikat Nelayan Tradisional (SNT), Kajidin menegaskan, apa yang dilakukan oleh petani FPPM ini merupakan bukti kebobrokan pemerintahan SBY-Boediono. "Aksi ini merupakan potret buram pemerintahan SBY-Boediono," jelasnya.
Setelah orasi dari perwakilan organ, kemudian 100 petani tersebut melanjutkan perjalannya dengan berjalan kaki menuju Jakarta, rencananya akan singgah kembali di Karawang.