Cuplik.Com - Kairo - Wilayah-wilayah di Mesir yang merupakan kantong-kantong oposisi dari
Presiden Mursi, yakni Port Said, Ismailia, serta Suez, menolak untuk mematuhi aturan darurat yang dibuat presidennya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya,
Presiden Mursi menerapkan jam malam di wilayah-wilayah tersebut pada Senin kemarin. Para demonstran, sampai hari ini (29/01/13) masih memadati jalanan di kota-kota itu sambil meneriakkan "Mursi Turun Mursi Turun" dan "Tolak Aturan Darurat".
Al Jazeera melaporkan, dua orang kembali terbunuh pada bentrok antara demonstran dengan polisi di Port Said. Korban tewas pada lima hari masa krisis ini sudah mencapai 50 orang. Bahkan, di penjara Port Said, ratusan narapidana mencoba memanfaatkan situasi untuk kabur.
Situasinya makin memburuk, saat militer Mesir mundur dan membiarkan para demonstran berunjuk rasa di jalanan. Bahkan, para militer itu membiarkan para demonstran berfoto ria di samping kendaraan lapis baja mereka.
Sementara itu, ajakan Mursi untuk berdialog ditolak oposisi. Pihak oposisi hanya mau berdialog jika ada komitmen bersama yang bisa dipegang. Mereka menilai dialog dengan Mursi ini hanyalah hiasan belaka.
Presiden Mursi sendiri belum menyepakati apa yang diminta oleh para oposisi yang merupakan sayap kiri itu.
Gejolak di Mesir ini merupakan letupan atas dekrit presiden yang dikeluarkan Mursi. Pihak Mursi sendiri berpendapat bahwa transisi di Mesir mesti dimulai dengan tangan dingin. Menurut pihak koalisi, tangan dingin di pemerintahan Mesir sangat penting untuk membawa Mesiir lewat dari krisis yang ditinggalkan oleh Husni Mubarak.