Menurut Koordinator teknis Komunitas ANAK (Andaka Among Karsa), Sapujianto, padi ini merupakan contoh yang didapat dari petani di daerah Pecuk, Indramayu.
"Lihat saja perbandingannya, Umur padi ini dua-duanya sama sekitar 60 hari, ini dari petani di Pecuk, Indramayu," ujar Sapujianto kepada cuplik.com, Rabu (5/2/13).
Ia menjelaskan, bibit padi MSP tersebut merupakan salah satu bibit yang ditemukan oleh Ir. Surono Danu, pria asal Cirebon yang saat ini tinggal di Lampung bersama para petani.
Bibit tersebut berencana akan dikembangkan dan disebarluaskan ke seluruh petani di Indonesia, namun saat ini bibit tersebut baru disebarkan di wilayah Jawa Barat, khususnya daerah Indramayu dan cirebon.
Menurut, Pembina Komunitas Andaka Among Karsa, Ono Surono, bibit tersebut disebarkan dalam rangka program Mari Sejahterakan Petani (MSP), yakni menyediakan benih padi unggul lokal yang dinamakan MSP dan ESEMPE. Benih Padi MSP terdiri dari MSP-8 dan MSP-13 dengan spesifikasi umur panen 105-110 Hari terhitung dari tebar benih.
"Jumlah anakan 25-30, panjang malay 30-33 cm dengan produksi padi 1 malay mencapai 300-400 bulir padi," jelasnya.
Sementara, lanjutnya, benih yang bernama ESEMPE-1 dengan spesifikasi umur panen 90 hari terhitung dari tebar benih.
"Produksi (ESEMPE-1) per-malay 200-300 bulir, singgang (tanaman padi bekas panen yang dipelihara) bisa dipanen sampai 9 kali dengan catatan produksi menurun menjadi 75 persen," pungkasnya.