BEM Unhalu Tuding KPK Lambat Usut Korupsi Gubernur

Cuplik.Com - Kendari - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinilai lamban untuk mengusut dugaan korupsi Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam. Hal ini disampaikan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Haluoleo (Unhalu) Kendari. Melalui rilis yang disampaikan ketuanya, Syawal Riyaman, BEM Unhalu menuding KPK lambat bekerja.

"KPK tidak kunjung bertindak terhadap laporan masyarakat sejak 2010. Akibatnya terjadi konflik horizontal," ungkap Syawal.

Nur Alam sendiri diduga mengutip dana dari perusahaan-perusahaan yang berada di Sultra. Kutipan dana itu ditutupi dengan dalih sumbangan pihak ketiga yang nilainya kini mencapai Rp 2 Trilyun per tahun.

Akibat dugaan lambatnya KPK mengusut kasus ini, demonstrasi yang berujung bentrok merugikan banyak pihak. Setidaknya 3 mobil plat merah dibakar massa. Sedangkan, menurut Syawal, ada 15 mahasiswa yang ditangkap.

"KPK yang lambat mengusut kasus inilah yang menjadi biang keladi kerusuhan," katanya.

Untuk itulah kemudian BEM Unhalu yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa dan Rakyat Sultra kembali melakukan demonstrasi pada Senin (18/02). Mereka menuntut agar KPK segera mengusut kasus ini. Ribuan orang terlibat dalam unjuk rasa di depan gedung DPRD Sultra di Kendari ini.