Cuplik.Com - Jakarta - Sejak isu Surat Perintah Penyidikan (SPRINDIK) KPK yang mencantumkan nama
Anas Urbaningrum sebagai tersangka kasus Hambalang, kekuatan mantan Ketua Umum PB HMI ini di Partai Demokrat diamputasi oleh SBY. Kelompok pro Anas di Partai berlogo bintang
mercy itupun sempat sesumbar bakal melawan. Namun dipatahkan oleh SBY lewat bungkus pakta integritas.
Kini, Anas sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK pada Jum'at (22/02) kemarin. Ia disangka melanggar Pasal 12 huruf (a) atau (b) atau Pasal 11 UU nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana diubah dengan UU nomor 20 Tahun 2001. Mantan Ketua KPU tahun 2004 itu diduga menerima hadiah berkaitan dengan proses pelaksanaan pembangunan sarana olahraga di Hambalang, Bogor.
Banyak orang menduga pidato Anas Urbaningrum Sabtu (23/02) siang tadi merupakan sebuah kode perlawanan terhadap SBY. Namun,
Adian Napitupulu, aktivis Pena 98 berpendapat lain.
"Anas memang punya dua kartu truf soal SBY. Pertama, manipulasi suara saat Pemilu dan Pilpres 2004. Kedua, aliran dana Hambalang ke Ani Yudhoyono dan Ibas," ungkap Adian pada
Cuplik.com, Sabtu (23/02).
Namun, ujar Adian, SBY tahu Anas tak mungkin melawan. Kekuatan Anas sudah diukur oleh SBY.
"Pertama, kekuatan HMI di Demokrat tidak solid. HMI MPO pun tidak pro terhadap Anas," ujarnya.
Adian menambahkan, Anas tidak mengakar di kader muda HMI. Ia dipandang tidak loyal dan tidak royal di HMI, sehingga masalah yang menyangkutnya dipandang masalah pribadi. HMI, sejak 1966, tidak pernah berkonfrontasi dengan pemerintah.
"Anas itu aktivis forum. Pelobi. Ia tak punya kemampuan berkonfrontasi, minim di gerakan massa. SBY tahu itu," tutur Adian.
Sehingga, menurutnya, jika pun nanti Anas melawan, pasti hanya sporadis dan tak membuat SBY takut.