"Hari demi hari Rakyat dipaksa menonton kanibalisme Partai Demokrat yang saling memangsa dengan buas. Masing-masing kader partai berfikir dengan logika hukum rimba yang sangat sederhana, "aku selamat jika yang lain mati". Situasi semakin parah ketika SBY sebagai ketua Majelis tinggi (PD) yang semula diharap jadi jalan keluar, justru masuk juga dalam arena Kanibalisme itu," ujar Sekjen Perhimpunan Nasional Aktivis 98 (PENA 98), Adian Napitulu, Jumat (1/3/13).
Menurutnya, praktik kanibalisme (saling memangsa) di internal Partai Demokrat yang terus berlangsung lama-lama akan menular ke institusi negara, ke DPR, Kepolisian, TNI dan lain-lain.
"Karena masing-masing pihak yang berseteru tentu akan menggunakan seluruh jejaringnya di manapun," jelasnya.
Ia merinci, sosok Susilo Bambang Yudhoyono tentu akan menggunakan kekuatannya sebagai pendiri sekaligus ketua majelis Partai Demokrat, serta kekuatannya sebagai Presiden. Sementara Anas Urbaningrum menggunakan jejaring HMI dan KAHMI termasuk diduga memanipulasi "keteraniayaan" nya untuk menarik simpati dan solidaritas.
Untuk Nazaruddin. lanjtunya, akan menggunakan semua pengetahuan dan data yang dimilikinya sebagai Bendahara Umum Partai yang tentu paling tahu alur keluar masuk aliran dana.
"Kanibalisme itu menyeret satu-persatu petinggi Demokrat ke balik jeruji besi. Mulai Nazarudin, Angelina Sondakh, Hartati Murdaya dan konon akan segera disusul oleh Andi Mallarangeng, Anas Urbaningrum bahkan ketika gerakan Rakyat menguat dan secara masif melakukan akumulasi aksi, maka sangat besar kemungkinan Ibas hingga Ani Yudhoyono bahkan SBY juga akan segera mengenakan baju orange dgn tulisan 'Tahanan' di punggung baju," terangnya.
Oleh karena itu, pihaknya menegaskan, kondisi saat ini negara benar-benar dalam ancaman, pasalnya kanibalisme yang sedang berlangsung di dalam tubuh partai berkuasa itu, sedikit banyak bisa dipastikan akan sangat mempengaruhi jalannya roda pemerintahan yang dari hari ke hari menjadi semakin carut marut.
"Indonesia hari ini sungguh-sungguh menjadi negara tanpa pemerintahan. Struktur negara, walau ada tapi sudah tidak terpimpin. Dan lebih parah lagi tidak ada yang bisa didengar dan punya kredibilitas moral untuk dipercayai oleh Rakyat. Dengan kata lain, saat ini di Indonesia sudah terjadi Vacum of Power," pungkas Adian.