Diskusi publik yang bertajuk "Mendorong Perubahan Konstelasi Politik Indramayu 2014-2015" tersebut dihadiri oleh para politisi, tokoh ormas, akademisi, serta aktivis Indramayu. Antara lain, Uryanto Hadi (Ormas Nasdem), H. Abbas Asyafah (Ketua DPC PKB), Ade Supriyatna (Politisi Hanura), Ono Surono (Politisi PDI P dan Ketua HNSI Jabar), Agung Mardianto dan Ibrahim (Politisi PKS), Hj. Naimah dan Eryani Sulam (Politisi Partai NasDem), Ir. Kadiman (Politisi Demokrat), Suharto (Anggota DPRD Indramayu F-PKS).
Dari kalangan Ormas dan tokoh masyarakat seperti, H. Juhadi Muhammad (Ketua DPC NU), Iwan Hendrawan (Mantan Ketua DPRD Indramayu), Urip Sucipto, SH (Aktivis Dumay: Suara Demokrasi Indramayu), Sahali (Aktivis dan Praktisi Hukum), Daryani (ISNU Indramayu), Hadi Santoso (Direktur AMIK Indramayu), beberapa dari Pos Bantuan Hukum Berbasis Masyarakat (PBHBM) Indramayu, beberapa perwakilan mahasiswa, dan media.
Pada kesempatan itu Ono Surono menyampaikan tiga hal penting terkait kondisi Indramayu . Pertama, Dinasti Politik, kedua, memunculkan aktor perubahan dan ketiga, keharusan transformasi gagasan perubahan ke tengah masyarakat.
Menurut Ono, tendensi sebuah Dinasti Politik dimanapun adalah penelantaran rakyat. "Maka dari itu diperlukan kemunculan para aktor perubahan yang merasa terpanggil untuk menyampaikan gagasan betapa pentingnya perubahan Indramayu ke arah politik yang lebih demokratis dan berkeadilan di semua sektor," tandas Ono.
Apa yang disampaikan oleh Ono Surono itu kemudian ditanggapi oleh Ir. Kadiman. Menurut dia, Indramayu harus diubah dengan cara revolusi yang didasarkan atas kehendak dan kekuatan rakyat.
"Tapi yang saya maksud bukanlah revolusi yang berdarah-darah dan penuh kekacauan, melainkan sebuah revolusi konstitusional dimana rakyat mendatangi partai politik tempat aspirasi mereka disalurkan agar Dinasti Politik di Indramayu ini disudahi. Inilah yang dimaksud dengan demokrasi substansial," kata Kadiman, dengan penuh semangat.