Hal itu diungkapkan Gennady Avdeyev, ahli tersebut, dalam sebuah wawancara eksklusif dengan kantor berita Iran IRNA, Sabtu (14/3).
Menurutnya, AS berusaha memperkenalkan Iran sebagai negara yang terus melanggar hukum internasional. Negara Mullah itu dituding telah mengembangkan bom nuklirnya sendiri dan melakukan tindakan yang bertentangan dengan semua negara di dunia.
"Saya percaya, semua upaya semacam itu dari pihak pemerintah AS bertujuan memberi gambaran palsu mengenai Iran sebagai negara yang gila perang. Iran digambarkan berusaha memaksakan hukum Islam di dunia," paparnya.
Dengan berbuat begitu, lanjutnya, Gedung Putih juga memburu tujuan memaksa negara lain Barat agar mengikuti kebijakan ekspansionis AS, dengan menakuti mereka mengenai Iran.
"AS sedang berusaha menciptakan konflik antara negara Barat dan peradaban lama Islam yang kebanyakan diwakili oleh Iran dalam dunia kontemporer," ujarnya.
Walaupun begitu, Avdeyev mengataka, semua tekanan dan sanksi itu tetap membuat Iran dengan cepat bergerak di jalur menuju perkembangan dan kemajuan lebih lanjut.
Ia juga menggambarkan Iran sebagai negara yang memiliki hubungan bersahabat dengan Rusia. Karena itu, ia berharap hubungan baik tersebut, terutama dalam bidang perdagangan, ekonomi, dan kebudayaan, akan lebih berkembang pada masa depan.