Hal itu diungkapkan atas info yang tersebar di jejaring sosial bahwa bahwa bupati Anna Sophanah sering mengeluh minta mengundurkan diri sebagai bupati Indramayu di hadapan para ketua fraksi DPRD Indramayu akibat semakin maraknya gelombang demonstrasi di Pendopo (kantor Pemda Indramayu).
"Keinginan bupati Anna untuk mundur adalah wajar, karena hakekatnya dia tidak punya kecakapan untuk memimpin Indramayu. Semua orang Indramayu juga tahu tentang kapasitas dia (Anna). Ketika terus menerus diterpa gelombang aksi demo dari para aktivis Indramayu, ketahanan mental dia nampaknya luluh," ujar fesbuker asal Desa Sanca Kecamatan Gantar Kabupaten Indramayu, Raja Alas, dalam pesan singkatnya yang diterima cuplik.com, Sabtu (13/4/14).
Raja Alas memaparkan, disebut boneka karena Anna Sophanah menjadi bupati Indramayu hanya sebagai batu loncatan dari Irianto MS Syafiuddin (Yance) karena sebelumnya sudah dua kali menjabat sebagai bupati, yakni pada 2000-2010.
"Sebetulnya yang punya ambisi untuk menjadikan Anna itu sebagai bupati adalah suaminya, Yance, yang kebetulannya masa jabatannya sudah habis untuk 2 periode. Tanpa didampingi yance, Anna Sophanah bukanlah apa-apa. Dengan terus menerus didampingi Yance dalam menjalankan roda pemerintahan, semua masyarakatpun tahu, bahwa Anna sophanah hanyalah boneka cantik yang menjadi aksesoris pemerintahan di Kabupaten Indramayu," jelas Raja Alas.
"Semua tahu bahwa yang menjadi bupati Indramayu periode sekarang ini hakekatnya adalah Yance.. acara Mata Najwa di Metro TV sudah menjawab semua tanda tanya itu," imbuhnya.