Seperti dilansir IRIB, Selasa (16/4/13), Maduro mengatakan bahwa Kedutaan Besar AS di Caracas bertanggung jawab atas semua kekerasan yang telah terjadi paca pilpres hari Minggu (14/4/13). Ditambahkanya bahwa Kedutaan Besar AS telah "mendanai dan memimpin semua aksi kekerasan," menambahkan bahwa pihaknya mendukung apa disebutnya "kelompok-kelompok neo-Nazi" di Venezuela.
Presiden Venezuela ini juga menuding oposisi berusaha melakukan kudeta setelah protes anti-pemerintah pada hari Senin dan Selasa yang menyebabkan menewaskan tujuh warga Venezuela.
Jaksa Agung Venezuela Celia Flores mengumumkan bahwa tujuh orang tewas dan 61 terluka dalam protes kelompok oposisi atas hasil pemilu.
Maduro memenangi pemilu dengan perolehan suara 50,8 persen sementara rivalnya Henrique Capriles, mengantongi 49 persen. Selasa malam, Capriles meminta pemerintah untuk memulai dialog guna meredam kekerasan.
"Kami siap untuk berdialog dengan pemerintah agar krisis dapat berakhir...,"kata Capriles pada konferensi pers.