Meski demikian, dalam pertemuan para menteri keuangan G-20 di Horsham, selatan London, Inggris, Sabtu (14/3), mencuat isu perpecahan G-20. Isu ini bermunculan di sejumlah kantor berita dengan menyebutkan sumber anonim.
AS meluncurkan stimulus ekonomi sebesar 678 miliar dollar AS atau lebih kurang setara dengan 600 miliar euro. Uni Eropa (UE) meluncurkan dana stimulus ekonomi lebih dari 400 miliar euro.
Presiden AS Barack Obama dan tim ekonominya setuju menghidupkan ekonomi dengan rangsangan permintaan lewat peningkatan anggaran pemerintah. Uni Eropa, yang ketat menjaga inflasi dan memelihara anggaran agar tidak mengalami defisit terlalu besar, menolak peningkatan dana stimulus.
UE menjaga agar defisit anggaran setiap anggota maksimal 3 persen dari produk domestik bruto (PDB). Tujuannya agar inflasi terkendali dan kurs euro relatif stabil. Hal itu relatif berhasil dipertahankan UE selama ini.
Kini AS sudah memiliki defisit anggaran sekitar 6 persen dari PDB dan kemungkinan akan naik lagi menjadi 12 persen karena dorongan stimulus.
Dalam pertemuan G-20 di Horsham, topik yang mencuat ke publik adalah keinginan semua negara anggota G-20 agar Dana Moneter Internasional (IMF) meningkatkan dana untuk membantu negara-negara yang mengalami kekeringan dana.
AS menginginkan 750 miliar dollar AS dana untuk disiapkan IMF dan UE hanya menginginkan sekitar 500 miliar dollar AS.
Dalam pertemuan itu belum dibahas isu peningkatan stimulus ekonomi, isu yang menjadi favorit AS. Juga belum muncul isu soal pengaturan sektor keuangan global, isu favorit UE.
Titik temu
UE berpendapat, seberapa banyak pun dana diguyur ke pasar, hal itu tidak akan mengatasi masalah. Mantan mahaguru spekulan, George Soros, pun sudah berkali-kali mengingatkan, pengguyuran dana di pasar hanya memicu aksi-aksi spekulasi, yang membuat suntikan dana dari sejumlah bank sentral menjadi sia-sia.
Oleh karena itu, trio UE (Inggris, Perancis, dan Jerman) lebih fokus pada pengaturan sektor keuangan, penertiban aksi-aksi spekulan yang dilakukan hedge fund, dan bank-bank gelap (shadow banking), yang melakukan transaksi keuangan yang penuh tipu daya dan menjadi akar dan sumber krisis global.
Namun, Menkeu Inggris Alistair Darling menyatakan optimistis akan ada temu pendapat antara UE dan AS. Hal itu dinyatakan PM Inggris Gordon Brown dan Kanselir Jerman Angela Merkel, yang optimistis soal cara mengatasi krisis global.
Lawrence Summers, Penasihat Ekonomi Presiden Obama, Sabtu di Washington, mendukung keinginan UE untuk penciptaan sebuah pengaturan sektor keuangan global. Hal itu tidak saja penting untuk mengamankan aksi spekulasi liar bank-bank gelap dan hedge fund, tetapi juga menertibkan negara-negara safe haven seperti Swiss yang menjadi markas dan pelindung spekulan serta markas para penghindar pembayaran pajak.
Sementara itu, PM China Wen Jiabao mengatakan, dana-dana investasi di AS senilai 1 triliun dollar AS berada dalam ancaman. Investasi China dalam bentuk surat-surat berharga, antara lain terbitan Departemen Keuangan AS, berisiko merugi.
Namun, Presiden Obama dan Summers memberi jawaban bahwa kini sudah mulai muncul optimisme soal perekonomian.