Dalam orasi yang disampaikan di depan Pendopo Indramayu, Koordinator Umum aksi, Abdul Kholik yang diperkuat oleh Wakil Kordum, Iwan, menyatakan bahwa aksi memperingati hari buruh sedunia ini dilakukan secara damai dan sesuai aturan yang ada dalam rangka memperjuangkan kesejahteraan buruh, yang di dalamnya termasuk petani dan nelayan.
Namun ketika aksi di depan Pendopo itu selesai, dan barisan aksi bersiap menuju Dinsosnakertrans, tiba-tiba Pemuda Pancasila yang sejak pagi memang telah menunggu barisan ini, melakukan serangan dari belakang disertai pemukulan terhadap aktivis yang paling belakang sehingga sekitar 5 orang aktivis mengalami luka dan memar. Serangan tersebut dilakukan persis di hadapan aparat TNI-POLRI dimana Dandim 0616 serta Kapolres Indramayu juga ada saat itu.
"Kepolisian harus mengusut tuntas hal ini, bukan hanya kepada para pelakukanya, tapi juga otak di belakang tindakan brutal terhadap aktivis," kata Sahali, SH, aktivis yang turut melakukan orasi dan mengalami pemukulan.
Sahali dan beberapa orang lainnya yang mengalami luka dan memar telah melaporkan kejadian itu ke Polres Indramayu.
Afif Rahman, SH, penggiat Pos Bantuan Hukum Berbasis Masyarakat (PBHBM) Indramayu, ketika dihubungi secara terpisah, sangat menyesalkan tindakan brutal Pemuda Pancasila tersebut.
"Ini adalah sebuah premanisme yang ada di depan mata. Dan jika aparat Polisi yang melihat kejadian itu secara langsung dan tak bisa mengusut tuntas, maka mereka telah membiarkan premanisme", ujar Afif.