Para mahasiswa asal Indramayu yang terdiri dari GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), dan Fordem (Forum Demokrasi), dan HMI (Himpunan Mahasiswa Islam).
Rute massa aksi dimulai dari kampus Universitas Wiralodra (Unwir), orasi di Bunderan Kijang Indramayu, Gedung DPRD Indramayu, dan terakhir menyegel salah satu SPBU di dekat Bunderan Kijang Indramayu.
Massa aksi menuntut menolak kenaikan harga BBM, tindak tegas mafia BBM bersubsidi, Tolak politisasi kenaikan BBM, dan Nasionalisasi aset-aset negara.
"Para penguasa negeri ini seperti tak mau berfikir cara lain untuk mensejahterakan rakyatnya. Dengan seenaknya mereka berpolitik di atas jeritan-jeritan penderitaan rakyat," ujar Kordum aksi Wartono.
Sempat terjadi dorong-dorongan dengan aparat di depan gedung DPRD Indramayu, massa aksi mendesak legislatif untuk menandatangani pernyataan penolakan kenaikan harga BBM tersebut.
Namun,perwakilan dari anggota DPRD Indramayu tak menerima pernyataan dari massa aksi dengan alasan yang dinilai tak substantif.
"Alasannya hanya permasalahan diksi bukan substansi isi statemen," tegas Ketua GMNI Indramayu, Dede Irawan.