Pasalnya, Hj Heviana Supardi istri dari Dedi Supardi, mantan Wakil Bupati Cirebon (1998-2003) dan mantan Bupati Cirebon dua periode (2003-2013), kabarnya santer akan mencalonkan diri jadi bupati Cirebon untuk periode 2013-2018. Heviana pernah disebut-sebut maju melalui Partai Demokrat, namun kabar terakhir (7/5) ia mendaftarkan diri langsung melalui jalur DPD PDI Perjuangan Jawa Barat.
"Jika saat ini istrinya, Heviana akan dicalonkan lagi oleh PDIP maka siap-siap rakyat cirebon akan makin sengsara. Karena politik dinasti di cirebon justru akan mengancam tingkat kesejahteraan masyarakat," ujar koordinator Kader Muda Nahdlatul Ulama (KMNU) Jawa Barat, Muiz Syaerozie, Kamis (9/5/13).
Menurutnya, praktik politik dinasti kembali ke jaman orba, karena power tends to corrupt, absolute power corrupt absolutely, Kekuasaan cenderung untuk fasiq, dan kekuasaan absolut juga akan fasiq secara absolut.
"Di mana pun yang namanya politik dinasti akan dekat dengan kefasikan, ini jelas-jelas akan bahaya" terangnya.
Lebih jauh ia menyorot, kehadiran Heviana bukan hanya akan melanggengkan politik dinasti, tetapi juga akan merusak citra PDI Perjuangan, khususnya di Cirebon.
"Kredibilitas Heviana diragukan, dan akan membahayakan partai (PDIP) itu sendiri," tegasnya.
Ia mencontohkan, kredibilitas Heviana diragukan karena kiprahnya terakhir untuk pemenangan Rieke pada Pilgub Jabar kemarin terlihat tak maksimal dan malah cenderung berpaling ke calon lain.
"Misalnya keterlibatan Heviana di pilgub terlihat tidak maksimal dalam pemenangan Rieke. Padahal Cirebon merupakan basis PDIP," pungkasnya.