Wak Kadi merasa prihatin atas kondisi Indramayu sehingga merasa terpanggil untuk mengawal aksi damai tersebut, terutama dari telikungan Premanisme yang menjadi pola kekuasaan di Indramayu.
"Solihin itu tokoh muda Indramayu yang rajin turun ke jalan sejak dia masih menjadi mahasiswa Jogja," kata Wak Kadi.
Wak Kadi sangat menyesalkan serangan Pemuda Pancasila terhadap aksi damai buruh pada peringatan may day 1 Mei lalu sehingga dia merasa perlu ikut mengawal aksi damai GPI.
"Saya memang sudah tua, tapi tidak bisa berpangku tangan melihat aktivis pro perubahan dianiaya," pungkas Wak Kadi, yang sempat mendemonstrasikan ilmu kebal dengan menyayat perut serta lengannya dengan silet Goal.