Cuplik.Com - Indramayu - Pengumuman kelulusan Ujian Nasional (UN) yang sedianya dilakukan hari ini (24/05/13), praktis membuat banyak pihak khawatir. Orang tua, guru, pejabat dinas pendidikan setempat, terlebih siswa yang bersangkutan bakal khawatir menyikapi hal ini.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, ada 8.250 siswa yang dinyatakan tidak lulus Ujian Nasional (UN) 2013 kali ini. Jumlah itu berasal dari peserta UN tahun ini yang berjumlah 1.573.036 siswa. Meskipun, masyarakat di Indramayu sejatinya tak perlu khawatir, karena Kemendikbud merilis bahwa SMA di Jawa Barat dinyatakan 100 persen lulus UN. Lantas bagaimana menyikapi fenomena pengumuman kelulusan UN ini?
Mustafid, Wakil Kepala Sekolah MA Pesantren Al-Urwatul Wutsqo, mencoba memaknai fenomena kelulusan UN tahun ini. Ditemui di ruang kerjanya pada Jum'at (24/05/13), Mustafid memaparkan bagaimana sebaiknya semua pihak dalam menghadapi hal yang berulang terus setiap tahunnya ini.
"Kelulusan meski disikapi arif. Jangan sampai menimbulkan kegembiraan yang berlebihan," ungkap lulusan Universitas Wiralodra Indramayu ini.
Mustafid mengungkapkan, peningkatan spiritual para siswa maupun pihak sekolah jelang UN harus senantiasa dipelihara dengan baik. Bila perlu hal itu ditingkatkan. Jangan sampai, ujarnya, setelah lulus, sholat
dhuha,
tahajjud dan do'a-do'a panjang yang diucapkan sebelum UN jadi sirna setelahnya.
"Itu yang disayangkan. Apalagi fenomena mencoret-coret baju seragam dan konvoi dengan kendaraan bermotor yang mengganggu lalu lintas menjadi hal yang terus berulang," ungkap Mustafid.
Kelulusan bukan merupakan kebetulan dan usaha diri semata, ungkap pria yang tinggal di Tegalurung, Balongan ini. Sehingga, bagi ummat Islam, bersyukur pada Allah SWT atas berkah kelulusan itu menjadi kewajiban.
Saat ditanya soal budaya mencoret-coret baju, Mustafid berharap agar baju itu disumbangkan saja kepada yang lebih berhak. Ia yakin diluar sana masih banyak yang membutuhkan baju tersebut.
"Yang terpenting, buat yang lulus, siapkan diri untuk jenjang selanjutnya," tutup Mustafid.