Kegiatan tersebut rencananya akan dilaksanakan pada Jumat (31/5) besok, beberapa lembaga seperti Koalisi Anti Rokok Indramayu (KARI), Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT) Indramayu, LAKI Indramayu, Mahasiswa dari BEM STIKES Indramayu, para pelajar, Nok Nang Indramayu, dan beberapa elemen lainnya untuk mengajak para perokok agar berhenti merokok.
"Kegiatan ini berupa sosialisasi mendatangi kantor-kantor untuk mengajak tidak merokok pada hari tersebut. Kegiatan ini juga untuk mengkampanyekan bahaya merokok di kalangan perokok itu sendiri dan para pelajar atau mahasiswa," ujar ketua Koalisi Anti Rokok Indramayu (KARI), Ahmad Syaiful Bahri kepada cuplik.com, Senin (27/5/13).
Pihaknya memaparkan, di Indramayu masih banyak ditemukan orang merokok di tempat-tempat umum seperti kantor, sekolah, kampus, bahkan di puskesmas dan rumah sakit.
Padahal, lanjutnya, sesuai dengan amanat UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 115 ayat 1 dinyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, dan tempat umum lain yang telah ditetapkan merupakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
"Dari temuan tersebut menunjukan bahwa para perokok masih tidak memperdulikan kualitas udara yang bersih dan sehat, tentunya hal tersebut sangat mengganggu orang lain akibat menghirup Asap Rokok Orang Lain (AROL)," jelasnya.
Sementara menurut Ketua Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT) Indramayu, Soimalia Mahar, upaya pencegahan merokok terutama dikhususkan bagi para pelajar.
"Mereka membutuhkan dukungan dari berbagai pihak selain dari sekolah. Dukungan itu dapat dimulai dari tiga media yang menjadi lingkungan keseharian pelajar, yakni di rumah, teman sebaya, dan masyarakat," katanya.
Ia menjelaskan, para pelajar bisa diberikan penyuluhan melalui sekolah seperti di UKS (Unit Kesehatan Sekolah) dan teman sebaya, selain itu peran kelaurga di rumah dan masyarakat melalui keteladanan dan pola hidup sehat.
"Di sekolah, upaya dan pendampingan dan pembinaan melalui peer educator (pendidik sebaya) yang sudah kita latih, kemudian diterjunkan untuk mengkampanyekan bahaya merokok kepada teman-teman sebaya mereka," jelasnya.
"Diharapkan dengan bekal sosialisasi yang diberikan melalui kegiatan tanpa tembakau sedunia tersebut, perokok bisa menghentikan kebiasaan merokoknya karena untuk menjaga diri sendiri dan orang lain dan sebagai panutan atau role model untuk tidak merokok di hadapan anak-anak, keluarga dan masyarakat sekitarnya serta tidak merokok di kantor, apalagi petugas kesehatan, harus menjadi contoh untuk tidak merokok," tandasnya.