Kedatangan nelayan ini berawal dari konflik antar nelayan Indramayu dan Jawa Timur serta Jawa Tengah yang menggunakan alat tangkap Rumpon are-are (sebutan Nelayan pesisir Indramayu) alias rumah ikan buatan yang ditanam. Rumpon tersebut disinyalir merusak jaring dari nelayan lain.
"Iya malam ini kami ke Bandung, besok akan ada dialog dengan Diskanla Jabar. Sekalian ada dari Pihak KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) katanya di sana," ujar Ketua SNT, Kajidin saat ditemui cuplik.com di sela-sela para nelayan yang akan bersiap berangkat ke Bandung, Selasa malam (28/5/13).
Menurut Kajidin, kedatangan SNT ke Bandung akan menuntut terkait penolakan nelayan yang menggunakan alat tangkap rumpon tanam.
"Kami menolak tegas agar jangan menggunakan rumpon tanam (rumpon are-are), kalau rumpon kewer (yang bisa dibawa pulang -red) enggak masalah. Apalagi ada modus rumpon tanam ini sengaja untuk mendapatkan jaring dari nelayan dan untuk dijual," jelasnya.
Sementara, menurut Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jawa Barat, Ono Surono, sebagai pendamping para nelayan mengatakan, pihaknya akan mencari solusi yang tepat, agar semua nelayan di Indonesia, khususnya di pulau Jawa bisa mendapatkan ikan dan tak saling merugikan.
"Kita akan ngobrol dengan pemerintah besok, dan mencari solusi yang tepat seperti apa," tandasnya.