Hal itu diputuskan atas dasar pertimbangan HT dan para pendukungnya yang gagal dalam negosiasi dengan Luthfi untuk memposisikan HT di E1 (calon bupati) dan Luthfi di wakilnya. Luthfi dinilai egois dan dianggap memiliki kekuatan politik yang jauh dari HT.
"Kita tidak ambil pak Luthfi. Dalam perhitungan-perhitungannya kurang. Kalau pak Luthfi mau di E2 (wakil) saya siap sebenarnya," ujar H Tarmadi saat dihubungi cuplik.com di warung lesehan bersama pendukungnya para tukang ojek di Losari, Cirebon, Kamis malam (27/6/13).
Menurut Tarmadi, posisi wakil sangat tidak berpengaruh untuk membangun kab, Cirebon ke depan, apalagi sosok Luthfi bukan asli orang Cirebon. "Beliau kan bukan orang Cirebon asli, meski ngakunya lahir di Klayan (Cirebon), tapi ia di Sumatera dan kuliah di semarang," jelasnya.
Selain itu, Ia juga menegaskan, dirinya sadar bahwa ia berasal dari PDI Perjuangan, sehingga sangat tidak etis jika tak patuhi keputusan partai.
"Partai juga sebenarnya masih menghendaki kami dan masih banyak peluang-peluang ke depan," katanya.
Oleh karenanya, ia menegaskan akan mendukung siapa saja tokoh yang akan maju di Pilbup Cirebon dan mempersilahkan kesempatan untuk membangun Cirebon.
"Yang penting kami mendukung, kami tetap dengan etika. yang jelas kami masih membangun hubungan dengan konstituen kami. Mungkin saat ini saya belum saatnya untuk memimpin cirebon, masih banyak kesempatan dan cara untuk membangun cirebon ke depan," tegasnya.
Sementara menurut tim branding HT, Abdul Muiz Syaerozie mengatakan, ditolaknya berpasangan dengan Luthfi, HT sebenarnya masih ingin terus mengabdi ke PDI Perjuangan.
"Diputuskan tidak maju dan konsentrasi di PDIP," ujarnya yang juga hadir bersama HT.
Terkait tanggapan mundurnya HT apa karena adanya ancaman dari Ketua DPD PDIP Jabar, TB Hasanuddin yang mengancam akan mengeluarkan setiap kader yang membelot dari keputusan DPP. Muiz menegaskan tak ada kaitannya dengan pernyataan TB.
"Dia (HT) tidak merasa diancam, yang pasti kemarin maju karena dituntut oleh banyak masyarakat, tapi atas pertimbangan tim sukses sebab di posisi E2 tidak ada pengaruhnya bagi perbaikan Cirebon ke depan, maka di putuskan mundur," pungkasnya.