Deputy Manajer Komunikasi PLN Kalbar Adrianus Alep mengatakan, ikut dalam rombongan direksi PLN, anggota Komisi VII DPR, pejabat Departemen Energi Sumber Daya Mineral, Gubernur Kalbar, dan Komandan Korem 121/Alambhana Wanawwai Kolonel Nukman Kosadi juga hadir.
PLN Kalbar membeli listrik dari Sarawak Energy untuk Aruk sebesar 200 kva. Sejak 1992, PLN sudah mempertimbangkan untuk membeli listrik dari Sarawak.
Pada 10 Juli 2008, Menteri ESDM melalui Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi mengirim surat ke PLN Kalbar yang salah satunya persetujuan beli listrik daerah perbatasan dari Sarawak.
Selain Aruk, daerah perbatasan di Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, juga akan dialiri listrik dari Sarawak Energy. PLN beli seharga Rp 930,00 per kWh, jauh lebih murah dibanding biaya pokok produksi listrik untuk Aruk yang berkisar Rp 4.000,00 per kWh.
Sebelumnya, PLN di Aruk hanya mampu beroperasi 12 jam. Dengan adanya listrik dari Sarawak, masyarakat dapat menikmati 24 jam, dengan harga yang murah pula.