Televisi Rusia today Rabu (24/7) seraya merilis hasil riset lapangan Dr. Christopher Busby, pengamat Komite Eropa Ancaman Penyebaran Radioaktif di Irak menyatakan, militer Amerika dan Inggris selama 10 tahun menduduki Irak secara luas menggunakan senjata uranium diperlemah. Akibatnya puluhan ribu orang termasuk ribuan perempuan dan anak-anak menjadi korban senjata ganas ini.
Menurut Bubsy, berbagai bukti kuat yang tak mungkin ditolak menunjukkan realita pahit ini bahwa penyakit kanker dan bayi cacat anak-anak Irak akibat radiasi uranium tersebut banyak ditemukan. Berdasarkan riset sebelumnya yang dimuat di buletin lingkungan hidup Heidelberg Jerman menyebutkan, pasca serangan Amerika ke Irak sejumlah anak-anak cacad yang dilahirkan di negara ini meningkat tujuh persen.
Departemen Pertahanan Amerika dan PBB mengakui bahwa militer Inggris dan Amerika menggunakan senjata uranium yang diperlemah antara 1100 sampai 2200 ton selama agresinya ke Irak. Penggunaan senjata mengandung uranium kepada warga sipil termasuk bukti utama kejahatan perang (IRIB, Kamis 25/0713).
Menurut para pengamat dan pakar hukum internasional, apa yang terjadi saat agresi Amerika ke Irak adalah pembantaian massal yang didiamkan oleh Dewan HAM PBB. Berbagai penyidikan yang dirilis Irak terkait dampak penggunaan senjata yang mengandung uranium diperlemeh di negara mereka mengindikasikan bahwa setelah perang, sejumlah pengidap kanker di selatan negara ini khususnya di Provinsi Basra meningkat drastis dan mayoritas pengidapnya adalah perempuan yang mengandung serta anak-anak.
Berdasarkan laporan Departemen Kesehatan Irak, pasca perang angka penyebaran kanker termasuk kanker darah dan kelahiran bayi prematur di Fallujah, Najaf dan Basra meningkat tajam. Wilayah yang mendapat serangan senjata ini dari Amerika paling banyak menderita kerugian.
Menurut keterangan Laila Jabbar, seorang ibu yang tiga anaknya meninggal karena lahir dalam kondisi cacat, "Menurut rakyat Irak perang sampai saat ini belum berakhir, karena dengan keluarnya militer AS, rakyat negara ini masih merasakan akibat dari perang yang dikobarkan Washington."
Ia menilai penggunaan senjata radioaktif oleh Amerika selama menyerang Irak sebagai faktor utama timbulnya kelahiran bayi cacat bagi anak-anaknya. Bahkan kini satu-satunya anak Laila yang berusia delapan bulan mengalami cacad sistem syarafnya dan para dokter menilai anak Laila ini tidak akan berusia panjang. Paling lama ia akan berusia satu tahun kemudian meninggal.