Secara tersirat militer mengancam Ikhwanul Muslimin dengan sikap lebih keras nantinya. Seorang petinggi militer mengatakan, "Kami tidak melakukan langkah preventif untuk setiap tindakan, namun kami akan bertindak tegas terhadap seruan kekerasan atau terorisme oleh para pemimpin Ikhwanul Muslimin dan pendukungnya."
Sejumlah elit politik menilai ultimatum militer kepada Ikhwanul Muslimin sebagai kekerasan terhadap organisasi ini. Rencananya hari Jumat (26/4) menggelar aksi demo jutaan warga dengan slogan "Furqan" di Mesir.
Sementara itu, Abdul Fattah al-Sisi, menteri pertahanan dan tokoh dibalik transformasi terbaru di Mesir menyeru warga menggelar aksi demo tandingan di hari yang sama untuk mendukung kedaulatan militer dan proses politik yang berjalan saat ini. Militer Mesir menyebut Ikhwanul Muslimin sebagai anasir pemicu ketegangan saat ini di Kairo dan menjelaskan bahwa militer akan menindak tegas anasir yang mengobarkan kekerasan dan terorisme.
Banyak bukti menunjukkan bahwa militer saat ini mengibarkan bendera perang terhadap Ikhwanul Muslimin. Hal ini dapat disaksikan dengan surat pengadilan yang menginstruksikan penangkapan para pemimpin dan teras atas Ikhwanul Muslimin.
Hesham Barakat, Jaksa Agung Mesir merilis surat penangkapan terhadap Muhammad Badi, ketua Ikhwanul Muslimin dan delapan anggota kelompok ini. Tuduhan yang dialamatkan kepada mereka adalah berusaha memprovokasi warga untuk melakukan kekerasan.
Muhammad Badi, termasuk pemimpin Ikhwanul Muslimin pasca penggulingan Presiden Muhammad Mursi dan penangkapannya, selain menyebut aksi militer sebagai kudeta juga menyeru seluruh lapisan masyarakat Mesir untuk berdemo secara damai melawan para pengkudeta.
Seperti dilansir IRIB, Jum'at (26/07/13) Sekitar 23 hari, Mesir menjadi ajang demonstrasi antara kubu pro dan anti Muhammad Mursi. Selama itu tercatat sekitar 200 orang tewas dan puluhan lainnya cidera akibat bentrokan yang terjadi antara dua kubu. Setiap kubu saling menuding lawannya sebagai penyebab kondisi krisis saat ini. Namun sikap mereka ini tidak akan menyelesaikan kendala yang dihadapi Mesir, bahkan kian membuat negara ini terperosok ke dalam kesulitan dan krisis yang lebih besar.