Cuplik.Com - London - Media-media Inggris, awal pekan ini, sedang ramai memberitakan kesaksian seorang mantan narapidana kasus narkoba yang sempat setahun dipenjara di Bali,
Rachel Dougall. Mereka blak-blakan mengungkap kebobrokan lembaga pemasyarakatan yang ada di Bali, tempat dimana Rachel ditahan.
Terlepas dari kesalahannya dalam menyelundupkan kokain senilai Rp 25 Milyar, ia hanya mengaku dijebak. Setelah setahun dipenjara, wanita 39 tahun ini pulang ke Inggris dan mengungkapkan keluh kesahnya atas kondisi penjara di Bali.
"Sebagian besar tahanan itu nyabu setiap hari, asal punya uang untuk menyogok sipir. Bahkan bila punya uang lebih, tahanan pria bisa menyewa pelacur ke dalam penjara," ungkap Rachel.
Ia pun mengungkapkan sikap Indonesia yang mendua. Pasalnya, di satu sisi pengedar narkoba bisa dihukum oleh regu tembak, namun di sisi yang lain peredaran narkoba justru terjadi di dalam penjara.
Selama satu tahun, Rachel mengalami pengalaman yang menggiriskan. Dia sering dipukul dan ditendang oleh tahanan lain. Bahkan, ungkapnya, ia menderita kudis akibat satu sel dengan pengidap HIV, dan dilecehkan secara seksual oleh lesbian yang berada dalam selnya. Dia hampir meninggal akibat pneumonia.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Vanny Rosyane, beberapa waktu ini. Model cantik ini menjadi istri simpanan bandar narkoba yang merupakan terpidana mati, Freddy Budiman. Di Lapas Cipinang, tempat Freddy ditahan, disediakan ruangan khusus yang mewah untuk kegiatan suami istri, dan nyabu bareng. Freddy pun, ungkp Vanny, punya lima buah handphone di dalam penjara.
Sampai saat Rachel berkoar di media Inggris, belum ada sikap dari pemerintah Indonesia. Padahal, Rachel sudah menyebut bahwa Lapas Kerobokan itu sebagai 'Hotel K', atau penjara yang kumuh dan jorok.