Kudeta militer berdarah yang memakan ratusan korban jiwa dan ribuan terluka ini memancing reaksi banyak tokoh Islam.
Pasca pembantaian oleh militer tersebut SBY menyatakan keprihatinannya lewat akun twitter-nya.
Sementara itu Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mendesak pemerintah Indonesia supaya mengambil peran aktif sebagaimana telah diamanahkan dalam pembukaan UUD 1945.
"Tak cukup dengan pernyataan keprihatinan. Harus mengambil prakarsa internasional sesuai pembukaan UUD 1945," kata Din dalam konferensi pers tentang perkembangan Mesir di Auditorium Gedung PP Muhammadiyah, Jl Menteng Raya, Jakarta Pusat, Senin (29/7/13).
Din mendesak Pemerintah Indonesia supaya mengambil peran aktif dan tidak hanya mengeluarkan pernyataan keprihatinan. Apalagi jika pernyataan itu dikeluarkan hanya dalam media sosial twitter.
Diketahui bahwa Pimpinan ormas dan lembaga Islam, seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Parmusi, dan Perti, juga mendesak agar mengangkat kembali Muhammad Mursi sebagai Presiden Mesir yang terpilih secara sah dan demokratis, demi tegaknya hukum dan demokrasi secara jujur dan adil.
Din menyerukan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa, OKI, Liga Arab, dan lembaga Internasional lainnya untuk mendukung restorasi di Mesir, mengambil peran serius menghentikan kebrutalan rezim teroris militer Mesir
"Dan para pejuang Demokrasi dan HAM Indonesia yang selama ini suka berkoar-koar bila ada korban non Muslim juga diminta bersuara. Jika satu saja orang non Muslim yang tewas mereka bicara, ini ratusan orang tewas (mereka ) diam," tandasnya