Sebelum kudeta berdarah terhadap presiden Muhammad Mursi di Mesir, Kelompok Liberal sudah coba mempengaruhi masyarakat dengan opini negatif mengenai Mursi.
"Ketika saya melakukan investigasi di Mesir, dari 7 taksi yang saya naiki isi radionya terus membicarakan bagaimana buruknya pemerintahan Mursi." katanya saat konferensi pers Majelis Intelektual Dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) di Jakarta, Senin (29/7/13).
Ketika menanyakan ke 7 supir taksi yang dinaikinya mengenai pemerintahan Mursi, 6 orang diantaranya menjawab dengan nada kebencian karena pengaruh pemberitaan radio dan 1 orang memilih netral.
"Hampir semua narasumber acara-acara analisa pemerintah Mursi narasumbernya orang-orang liberal di Mesir." imbuhnya lagi.
Menurut Doktor lulusan Mesir ini, ada 3 hal yang membuat orang sekuler dan liberal tidak menyukai Mursi. Pertama, untuk pertama kalinya kelompok Islam memenangi pemilu demokrasi dengan angka telak. Kedua, Mursi melakukan referendum konstitusi. Ketiga, Mursi membawa misi penerapan Islam sebagai dasar negara di Mesir.
"Gaya penggulingan kelompok Liberal ini harus jadi pembelajaran bagi umat Islam di Indonesia." tambah Saiful.
Terkait posisi Ikhwanul Muslimin di Mesir. Syaiful menilai, masalah Mesir sudah bukan masalah golongan, bukan juga masalah apakah orang itu anggota Ikhwanul Muslim atau bukan. Semua orang yang dibantai dan jadi korban militer Mesir kebanyakan bukan dari Ikhwanul Muslimin.