Inilah Kesaksian Jurnalis Washington Post Atas Pembantaian Kairo

Cuplik.Com - Mesir - Pembubaran paksa aksi demonstrasi pro-Mursi di Rabaa al-Adawiya, Kairo, Mesir memakan banyak korban. Aparat yang bersenjata dan memakai kendaraan berat merangsek masuk hingga menimbulkan korban di pihak demonstran. Pihak Pemerintah Mesir mengonfirmasi jumlah korban tewas sebanyak 300-an orang. Sementara di pihak pro-Mursi sendiri mengklaim jumlah yang meninggal mencapai 2.000 orang.

Pihak Ikhwanul Muslimin sendiri menyatakan bahwa tragedi di Rabaa al-Adawiya itu merupakan pembantaian. Mereka menduga, aparat bersenjata memang sengaja melakukan genosida terhadap kelompoknya. Tak hanya itu, aparat pun terlihat membabi buta dalam menyasar siapapun yang berada di dalam camp yang didirikan oleh para demonstran di jalanan Kairo tersebut. Hal tersebut dikuatkan oleh penuturan seorang jurnalis Washington Post yang meliput langsung kejadian pembantaian itu.

Abigail Hauslohner, kontributor Mesir untuk Washington Post menuturkan sebagian peristiwa yang menurutnya bisa menjadi gambaran peristiwa Rabu pagi itu.

"Serangan itu dimulai oleh militer dan polisi Mesir ke perkemahan demonstran dengan ganas. Serangan ini seketika merubah jalan biasa menjadi zona perang," ungkapnya dalam situs Washington Post.

Suara tembakan yang berasal dari senapan serbu polisi dan militer itu mengawali Rabu pagi yang kelam. Polisi dan militer keluar masuk membubarkan paksa para demonstran. Tak hanya itu, kendaraan berat menabrak tenda dan merobek dinding kemah yang terbuat dari karung berisi pasir.

Disaat yang sama, Abigail pu  menyaksikan seorang petugas menjatuhkan seorang remaja yang terkena tembakan di kepala dan membawa remaja yang lain pergi. Kejadian lain, ia melihat seorang wanita memohon sambil menangis kepada petugas polisi untuk tidak membunuhi para demonstran.

Suasana di Rabaa al-Adawiya seketika berubah hitam pekat. Selain akibat gas air mata yang dilontarkan, perkemahan yang semula dipakai selama enam minggu dibakar oleh aparat. Masjid Rabaa al-Adawiya pun turut dibakarnya. Sementara helikopter dan para penembak jitu berkeliaran di atas gedung-gedung sekitar Rabaa al-Adawiya.

Sebelumnya, menurut Abigail, memang sudah ada peringatan dari Presiden sementara agar kelompok pro-Mursi menghentikan demonstrasi. Namun menurutnya, dilihat dari aparat apalagi penembak jitu yang membabi buta, tampaknya kejadian tersebut memang menargetkan pembubaran kelompok Ikhwanul Muslimin. Karena tak hanya sampai kamp para demonstran, rumah sakit sementara yang berisi pasien pun dibakar oleh polisi dan militer.

Menjelang siang, keganasan polisi dan militer mereda. Terlihat duduk di bangku beberapa laki-laki berdarah, mereka ditahan oleh pasukan pemerintah dan tinggal menunggu nasib.