Setelah karya-karya ilmiah itu membanjiri toko buku, disusul dengan banyak resensi buku tentangnya dibuat orang yang dimuat di media cetak maupun online, termasuk juga laporan-laporan stasiun tv tentang secret operation (Operasi rahasia) militer, akhirnya masyarakat Indonesia memiliki suatu pengetahuan yang khas tentang militer Indonesia untuk selanjutnya mendapatkan sebuah pandangan tentang bagaimana seharusnya militer dalam sebuah negara demokrasi yang dipayungi oleh HAM. Dan berkat karya-karya itu juga reformasi di tubuh TNI dapat terkawal dengan baik.
Lantas bagaimana dengan karya-karya ilmiah yang mengupas perilaku Polri secara kelembagaan maupun secara orang per orang? Menurut Umar S. Radic, Pemerhati Gerakan Politik-Ideologis, hari ini tulisan ilmiah berupa skripsi, tesis dan disertasi tentang Polri masih kurang.
"Sebenarnya data dilapangan tentang perilaku aparat Polri cukup banyak. Mulai dari perilaku Polantas, Brimob, Reskrim, Polwan, Samsat, termasuk Densus 88 yang bekerja a la Will Smith dalam film Bad Boys, semua tersedia 24 jam khususnya di media sosial online," papar Umar.
Umar menambahkan bahwa terkait dengan studi perilaku Polri tersebut tak perlu terjebak dengan pilihan metodologi kuantitatif atau kualitatif sebab, setelah masalahnya terumuskan maka metode yang digunakan tentu akan mengikuti rumusan masalah.
"Karya ilmiah tentang Polri ini penting untuk mengawal paradigma Polri yang lebih humanis, termasuk memperjelas dan mempertegas Polri itu melayani dan melindungi siapa?," pungkas Umar