"Kita nelayan Cantigi (Indramayu) sedang resah, banyak maling ikan di laut. Kita sudah cape-cape mencari ikan tapi dicuri begitu saja, sehingga pendapatannya kurang gara-gara maling itu," tutur salah satu nelayan yang menjadi Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kecamatan Cantigi, Ranita saat acara konsolidasi dan sosialisasi terkait masalah-Masalah nelayan Indramayu, di Desa Cantigi Kulon blok Karang Paoman kecamatan Cantigi kabupaten Indramayu, kemarin (9/10/13).
Pihaknya berharap ada pengawasan yang maksimal dari pihak keamanan, "Kami mohon masalah itu diselesaikan, aparat harus memberikan kenyamanan kepada kami saat melaut," katanya.
Sementara menurut ketua HNSI Jawa Barat sekaligus Ketua KPL Mina Sumitra, Ono Surono ST, masalah keamanan di laut seharusnya menjadi kewajiban polisi air, pasalnya nelayan sudah memberikan kewajibannya dengan membayar retribusi ke pemerintah.
"Kita kan sudah bayar retribusi, itu ada anggaran untuk pengamanan nelayan, sehingga itu sudah hak nelayan mendapatkan pengamanan. Nati saya akan komunikasikan ke Polair untuk datang ke Cantigi, silahkan nanti perwakilan nelayan sampaikan keluhan-keluhannya. Jangan takut, harus berani," jelas Caleg DPr RI dari PDI Perjuangan Dapil 8.
Sedangkan menurut Ketua Serikat Nelayan Tradisional (SNT), Kajidin, ia menilai bahwa polisi air khususnya di Indramayu kurang berjalan maksimal, sehingga wajar jika di lapangan banyak terjadi pencurian ikan.
"Polisi laut di Indramayu hampir tidak bekerja, jadi wajar itu (maling ikan) terjadi. Itu harus kita desak dengan cara bersatu melalui organisasi untuk memepertanyakan kinerja polisi terkait pengamanannya terhadap nelayan," tegasnya.