"Ya silakan saja. Itu kan materinya iklan. Kita santai-santai saja. Kita fokus mikirin rakyat daripada mikirin itu," ujar Direktur Eksekutif Megawati Institute Arif Budimanta kepada INILAH.COM di Solo, Kamis (29/1).
Iklan PD, tutur dia, berdasarkan survei dengan metodologi melalui telepon. Sedangkan iklan PDIP mengambil data dari BPS, BI, Asosiasi Pengusaha Indonesia, dan janji-janji pemerintah pada rencana pembangunan jangka menengah.
"Harusnya dilihat dari situ kalau mau sederhananya. Jadi biar apple to apple. Tapi nggak ada salahnya membuat iklan. Kita appreciate-lah. Kita sih fokus konsolidasi bagaimana menghadapi pemilu saja," ujarnya.
Arif juga tidak mempermasalahkan iklan PD yang menampilkan tabel warna merah sebagai indikator rendah yang bersanding dengan tabel biru sebagai indikator tinggi mengenai tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Presiden SBY.
Merah kan identik dengan PDIP? "Mau merah, mau biru, mau kuning, silakan saja. Warna itu selera pembuat iklan. Monggo-monggo saja. Kita tidak mempermasalahkan itu. Merah dan biru bagus. Tapi kenapa nggak milih warna kuning yah," seloroh Arif.