Bedah buku tersebut dihadiri ribuan siswa dari tingkat menengah pertama (SLTP) dan menengah tingkat atas (SLTA) yang diselenggarakan oleh UPT Pendidikan Kecamatan Losari, event organizer creative network, TPD BPPKB (Tenaga Penggerak Desa Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana) dan KSS (Komunitas Seniman Santri), buku yang dibedah adalah buku sastra berjudul "Surat Untuk Tuhan" karya Baequni, Sabtu (30/11/13).
"Tujuan adanya kegiatan bedah buku ini untuk mendorong agar para siswa menjadi kreatif sekaligus meningkatkan minat baca di kalangan siswa," ujar Ketua Penyelenggara, Aliyuddin.
Di sela-sela sambutannya, Aliyuddin juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang ikut mensukseskan acara ini, terutama untuk camat Losari; Iwan Ridwan Hadiawan SSos, para Kepala Sekolah, dan para guru yang banyak terlibat dalam kegiatan acara tersebut.
Hadir juga Drs H Dhofir, ketua UPT Pendidikan Losari. Ia mengaku bahwa kegiatan ini menjadi bukti keseriusan pemerintah peduli terhadap minat baca para generasi.
"Kegiatan ini menjadi bukti keseriusan kami dalam membangun pendidikan di kecamatan losari. Kami berharap kedepan siswa-siswi ditingkat SLTP dan SLTA menjadi siswa yang kreatif dan rajin membaca," katanya.
Acara bedah buku tersebut menghadirkan dua narasumber, yakni, Baequni, sebagai penulis buku antologi puisi Surat Untuk Tuhan; dan H Abdul Muiz Syaerozie, Sekretaris KSS yang juga wakil sekretaris Lakpesdam PWNU Jawa Barat sebagai pembanding.
Menurut Baequni, Buku antologi puisi; Surat untuk Tuhan merupakan hasil pergulatan spiritual, sosial maupun budaya yang dialaminya dalam masa yang panjang. Pengalaman-pengalam spiritual dan refleksi sosial dan budaya yang dirasakan selama bertahun-tahun ia tulis dalam sebuah bentuk puisi.
"Ini bisa dilakukan oleh siapapun termasuk para peserta bedah buku sastra ini," paparnya.
Namun Baequni menyadari, menulis puisi bakanlah hal mudah. Hanya saja, ia yakin, jika para siswa SLTP dan SLTA mau berlatih dengan sungguh-sungguh, maka itu bukan hal yang mustahil.
Apalagi, menurut pandangan Baequni, siswa-siswi SLTP dan SLTA memiliki kemampuan berimajinasi yang cukup bagus. Kemampuan berimajinasi para siswa akan tersia-sia jika tidak diaktualisasikan melalui bentuk tulisan, baik berupa puisi, cerpen, novel, maupun bentuk tulisan-tulisan yang lain.
"Saya mengajak seluruh siswa peserta bedah buku sastra untuk segera berlatih menulis dengan sungguh-sungguh," katanya di hadapan para siswa.
Sementara menurut H Abdul Muiz Syaerozie, upaya meningkatkan kemampuan menulis sastra di kalangan siswa SLTP dan SLTA harus dimotivasi pula dengan kehadiran sebuah rubrik sastra di media cetak maupun online sebagai bentuk apresisasi karya mereka. Para siswa dan siwi, menurut Muiz, akan bangga jika karyanya di muat di sebuah media massa.
"Di Cirebon, banyak media cetak maupun media online yang membuka rubrik khusus untuk sastra. Ini tentu saja menjadi kesempatan bagi para siswa untuk mengktualisasikannya di ruang itu," tandas Muiz.