Minggu, 12 Januari 2025
Indramayu - Camat Jatibarang Drs H Jajang Sudrajat menegaskan pihaknya tak ada intervensi terkait penentuan PJ Kuwu Jatisawit Lor. Camat juga minta agar masyarakat kondusif dan percayakan semuanya kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Hal itu dikatakan dalam acara sosialisasi penentuan PJ Kuwu yang digelar oleh BPD di Balaidesa Jatisawit Lor Kecamatan Jatibarang Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Selasa (3/12/13).
"Ini perlu diluruskan, dari awal pun saya serahkan ke BPD soal penentuan PJ. Demi Allah saya tidak ada intervensi. Ibaratnya, monyet pun yang diusulkan BPD, saya usulkan," tutur Jajang.
Ia juga merasa kecewa dengan adanya pihak yang mendatangi kantor kecamatan terkait masalah penentuan PJ Kuwu Jatisawit Lor.
"Kemarin ada yang datang lagi ke kecamatan, saya katakan silahkan itu urusan BPD," tegasnya.
Jajang mengingatkan kepada masyarakat, agar menghormati keputusan BPD.
"Pokoknya keputusan apapun mengikat. Semua yang hadir tidak mempunyai hak suara. Semuanya kewenangan BPD," jelasnya.
Hal senada dikatakan Danramil kecamatan Jatibarang, Tjutju yang hadir dalam acara itu, menurutnya yang namanya pihak Kecamatan itu hanya sebagai penampung aspirasi.
"Kalau ada masalah yang perlu diselesaikan, silahkan datang langsung menemui pak Camat, jangan suudzon dulu. Kalau banyak masalah begini, BPD juga harusnya sering rapat, biar masyarakat tahu, jangan asal putus-putus saja," katanya.
Juga diperkuat oleh Sekretaris Camat Jatibarang, Muhtarom, ia mengaku selama ini pihaknya tidak pernah melakukan intervensi apapun terkait urusan PJ Kuwu. Siapapun calonnya, pihak kecamatan hanya memfasilitasi untuk menyampaikannya ke bupati, asalkan sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Kemarin usulan dari BPD sudah kami terima, tapi harus ada kelengkapan administrasi yang belum diselesaikan, seperti BAP pengunduran PJ lama dan BAP pengangkatan," jelasnya.
Sedangkan Ketua BPD Jatisawit Lor, H Nasuha SPd MSi menjelaskan, dalam penentuan PJ ini BPD menegaskan sama sekali tidak ada paksaan atau pesanan dari siapapun dan pihak mana pun.
"Pro dan kontra memang selalu ada, tapi ini harus diputuskan demi ada perbaikan di desa, misalnya menghindari tumpang tindih jabatan dan lain-lainnya," tuturnya.
Kemudian Ketua BPD membacakan hasil keputusan terkait siapa nama yang akan disusulkan ke Kecamatan.
"Kami BPD memutuskan bahwa berdasarkan hasil keputusan rapat BPD, maka kami mengusulkan yaitu saudara Marih dari blok Bojong untuk diusulkan menjadi PJ Jatisawit Lor tahun 2014. Terimakasih kepada saudara Badari atas kinerjanya selama ini menjadi PJ, dan silahkan kembali menjadi Bendahara desa agar tidak ada tumpang tindih jabatan," katanya.
Namun, mendengar keputusan itu. Muncul penolakan dari sebagian warga yang mengusulkan PJ Lama Badari tetap harus menjabat menjadi PJ selanjutnya.
Mendengar itu, Ketua Umum Forum Warga Jatisawit Lor (Forwaja) menilai, ungkapan warga yang didominasi kaum ibu-ibu itu sangat berbau politis. Pasalnya penolakan itu dibarengi dengan dukungan untuk PJ lama (incumbent) Badari.
"Suara-suara itu diduga ada kepentingan politis, bisa jadi dikerahkan untuk mengacaukan situasi. Harusnya jika mau menolak, bukan mengusulkan nama incumbent, tetapi menolak prosesi BPD yang tidak terbuka dalam melakukan penjaringan PJ baru," jelasnya.
Oleh karenanya ia meminta kepada pihak BPD dan dibantu pihak Kecamatan agar menyikapi kejadian itu dengan tegas.
