Ratusan warga yang tergabung dalam Forum Komunikasi Masyarakat Desa Tunggulpayung (FORTAYUNG) memadati balaidesa. Menurut Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi, Carkaya dalam orasinya mengatakan bahwa selama ini masyarakat banyak dibodohi oleh kuwu desa tunggulpayung dengan menyelewengkan anggaran yang sebetulnya hak rakyat.
"Jabatannya yang hampir genap dua tahun ini nampaknya belum banyak perubahan nyata, yang ada di desa tunggulpayung semuanya nol," lantangnya di hadapan massa aksi.
Ia memaparkan beberapa anggaran untuk rakyat mulai dari ADD (Alokasi Dana Desa), Bansos (Bantuan Sosial), Raskin (Beras untuk Rakyat Miskin), dan beberapa dana lainnya dipermainkan oleh kuwu.
"Raskin yang jelas dalam peraturan pemerintah pusat dijual hanya Rp1.600 perkilo pihak desa menjual Rp 3.250 perkilo. Dari satu permasalahan ini saja jelas selisihnya setengahnya lebih, kemana uang itu?," kesalnya.
Bukan hanya itu, lanjutnya, pembangunan desa seperti jalanan yang rusak, irigasi, dan pelayanan masyarakat yang buruk, merupakan alasan kuat bahwa kuwu memang tak layak untuk memimpin desa Tunggulpayung.
"Kuwu macam apa itu, maka dengan berbagai permasalahan itu kita meminta Kuwu Tunggulpayung mundur dari jabatannya. Pokoknya sudah ga jelas, daripada entar lama lebih merugikan, maka dari itu cepat turun dari jabatannya," tegasnya.
Oleh karenanya, pihaknya juga sudah melaporkan ke pihak kepolisian terkait banyak dugaan korupsi yang dilakukan oleh Kuwu Tunggulpayung.
"Kita percaya kepolisian bisa mendalami permasalahan tersebut dan berikan keadilan yang seadil-adilnya kepada Kuwu". Ungkapnya
Sementara itu, Kuwu Tunggulpayung, Rastim yang ditemui di balai desa membantah semua tuduhan. Pasalnya apa yang dilakukan tersebut sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku termasuk terkait masalah Raskin ia mengaku sudah melalui rapat dengan BPD, tokoh masyarakat dan ketua RT/RW yang ada.
"Semua dijalankan sesuai dengan peraturan atau musyawarah, malah untuk raskin saya berikan kepada jompo dan yatim gratis perorang 2 liter sebanyak 200 orang," Jelasnya.
Terkait pembangunan desanya, ia mengaku dua tahun kepemimpinannya dianggap masih seumur jagung, sehingga perlu banyak waktu untuk membenahi desa.
"Semua dalam proses, ini juga baru beberapa tahun jabat kok sabar saja". Kata dia.
Akibat aksi itu, ratusan personil dari Kepolisian Dalmas serta Brimob dan TNI pun diturunkan.