Cuplik.Com - Jakarta - Rencana pemerintah mencabut subsidi BBM untuk kapal nelayan mendapat banyak kecaman, salah satunya dari politisi PDI Perjuangan Rieke Diah Pitaloka. Menurutnya jika kebijakan tersebut tetap dijalankan maka akan membunuh secara perlahan terhadap para nelayan.
"Pembatasan solar bersubsidi bagi nelayan kecil sama saja dengan membunuh mereka," ujar
Rieke Diah Pitaloka, Rabu (5/2/14).
Anggota DPR RI yang kembali mencalonkan diri di Dapil Jawa Barat VII (Kab Bekasi, Kab Karawang, dan Kab Purwakarta) ini mengingatkan kepada
Pemerintahan SBY-Boediono, kondisi nelayan saat ini sedang sulit, apalagi dihadapkan dengan kondisi cuaca yang sedang buruk.
"Belum lagi serbuan ikan impor dan jeratan hutang pada rentenir dan tengkulak. Tak adakah sedikit hati tersisa bagi para nelayan kecil hingga disaat sulit seperti ini pun pemerintahan Bapak, masih mencoba "mencekik" dengan mengeluarkan kebijakan pencabutan Subsidi BBM bagi Nelayan," katanya.
Oleh karenanya, ia mendesak agar surat yang dikeluarkan Kepala BPH Migas tanggal 27 Januari 2014 itu dicabut.
"Tidak tahukah Bapak, penggunaan kapal di atas 30 GT sendiri biasanya merupakan usaha "patungan" antara pemilik kapal dengan nelayan kecil yang menjadi ABK. Keperluan BBM menghabiskan 60% perbekalan modal saat melaut. Jika subsidi BBM bagi nelayan dipangkas, maka nelayan harus habiskan 85%-90% perbekalan untuk kebutuhan BBM," terang Rieke.
"Ditinjau dari sudut manapun di tengah foto realitas kehidupan nelayan yang dalam kondisi terpuruk, kebijakan mencabut subsidi BBM bagi nelayan bisa dikategorikan kebijakan politik yang keji," imbuhnya.
Oleh karenanya,
Rieke Diah Pitaloka mendukung penuh perjuangan ribuan nelayan
Front Nelayan Bersatu dari Jabar dan Jateng yang kemarin ke kantor ESDM dan Istana Negara.
"Saatnya nelayan bersatu. Saatnya seluruh Rakyat membantu nelayan," pungkasnya.