Belanja Dolar Masih Tinggi

Nilai tukar rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Kamis (29/1), melemah 10 poin ke level 11.315 dibandingkan penutupan kemarin di level 11.305 per dolar AS. Sedangkan menurut data Bloomberg pukul 16.30 rupiah menguat 0,09% ke level 11.315 per dolar AS atau naik 10 poin.

Seorang analis valas mengatakan pelemahan rupiah sore ini dipicu beberapa faktor eksternal, seperti keputusan bank sentral AS untuk mempertahankan suku bunga The Fed di level 0,25%, serta stimulus ekonomi yang akan dikucurkan pemerintah AS.

Hal ni mengindikasikan bahwa data-data ekonomi AS yang mengindikasikan penguatan sudah terkonfirmasi. Selain itu, fenomena tingginya kebutuhan dolar AS oleh korporasi di akhir bulan juga menumbuhkan permintaan akan mata uang negara Paman Sam ini. “Alhasil rupiah pun ikut tertekan,” katanya.

Sedangkan analis pasar uang PT Bank Himpunan Saudara Rully Nova mengatakan, koreksi yang terjadi pada rupiah agak berkurang dibandingkan perdagangan pada pagi hari.

Hal ini terjadi, setelah Bank Indonesia (BI) masuk ke pasar dan melakukan pengawasan terhadap kegiatan perdagangan valuta asing, terutama mengawasi bank-bank asing yang bermain valas. “BI khawatir rupiah akan terus terpuruk apabila tidak dibantu dengan melakukan pengawasan terhadap bank asing yang bermain valas,” jelasnya.

Menurutnya, pelaku pasar saat ini masih fokus terhadap paket stimulus pemerintah sebesar Rp 71,5 triliun untuk memicu ekonomi nasional tumbuh lebih baik. Kekhawatiran muncul, mengingat krisis keuangan global yang masih berlanjut. Apalagi kinerja ekspor Indonesia pada Januari 2009 mengalami penurunan.

“Pasar terlihat bergejolak namun BI masuk dengan melepas cadangannya sehingga kegiatan perdagangan kembali membaik,” imbuhnya. Rupiah cenderung tertekan pasar, akibat seretnya arus pasok dolar ke pasar, setelah investor asing membawa pulang mata uang asing itu.

Pelaku asing lebih suka membawa dolar untuk ditempatkan di negara lain seperti Amerika Serikat yang membutuhkan dana baru untuk membantu pertumbuhan ekonominya dan menekan krisis keuangan global yang kian berat.

Rupiah sore ini diperdagangkan di level 7.518,27 atas dolar Singapura, di posisi 14.786,98 atas mata uang gabungan negara Eropa dan di level 7.437,35 atas dolar Australia.

Sedangkan mata uang kawasan sore ini terpantau diperdagangkan variatif terhadap dolar AS. Yen Jepang naik 0,28% menjadi 90.060, dolar Australia menguat 1,41% ke level 0.656, peso Filipina turun 1,29% menjadi 46.954, won Korsel melemah 0,95% ke 1.373, dolar New Zealand melonjak 1,87% ke 0.514, ringgit Malaysia turun 0,53% menjadi 3.598 dan dolar Singapura terkoreksi 0,32% ke posisi 1.505.