Pemilu Dapat Menggairahkan Sektor Bisnis

Jakarta - Perhelatan besar Pemilu 2009 diyakini tidak akan mengganggu aktivitas ekonomi, melainkan justru menggairahkan sektor perdagangan. Meskipun demikian, kontribusi pemilu terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dinilai tidak signifikan.

Hal itu diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi. Menurutnya, datangnya pemilu memang dapat meningkatkan aktivitas bisnis di dalam negeri, terkait bertambahnya peredaran uang di pasar untuk memenuhi kebutuhan kampanye dan pemilu.

“Kampanye Pemilu 2009 bisa menggelontorkan uang ke bawah yang cukup banyak sehingga roda-roda ekonomi rakyat akan tetap berputar,” katanya di Jakarta, Senin (16/3).

Namun, Sofjan meragukan peningkatan aktivitas bisnis pada masa kampanye dan pemilu mampu mengangkat perekonomian nasional, mengingat periodenya yang sangat singkat. “Hal seperti ini hanya sementara dan tidak berlangsung lama. Sehingga dampaknya terhadap ekonomi nasional juga tidak signifikan,” ujarnya.

Menurutnya, sektor-sektor yang akan diuntungkan pada masa ini adalah makanan dan minuman, mengingat tingginya kebutuhan selama kampanye. Pihak industri pun sudah melakukan antisipasi dengan meningkatkan stok distribusi barang. “Kalau makanan minuman memang ada penambahan. Tapi perusahaan sudah menyiapkan stok yang cukup,” terangnya.

Sedangkan sektor transportasi diperkirakan akan mengalami kenaikan, meskipun tidak terlalu besar. Misalkan penggunaan angkutan umum atau bus-bus milik warga untuk kampanye. “Meski sektor transportasi naik, namun kenaikan ini tidak signifikan,” ujarnya.

Di sisi lain, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Thomas Darmawan mengatakan, moment pemilu merupakan kesempatan emas bagi industri untuk meningkatkan penjualannya. Pasalnya, dana yang akan beredar untuk membeli makanan dan minuman diprediksi mencapai Rp 15 triliun.

“Apalagi persaingan antar kandidat presiden pasti menggunakan isu sulitnya memperoleh makanan, jadi lawan politik akan berusaha supaya memperlihatkan bisa memenuhi makanan dan minuman bagi masyarakat,” paparnya.

Thomas pun mengakui adanya peningkatan penjualan pada industri makanan dan minuman pada Januari dan Februari 2009 lalu. "Saya belum punya datanya, tapi penjualan makanan dan minuman memang naik dua bulan pertama kemarin," ungkapnya.

Hal senada diungkapkan Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Ratna Sari Lopies. Menurutnya, penjualan terigu dua bulan pertama di 2009 mengalami kenaikan, dipicu kebutuhan sejumlah partai yang cukup besar atas makanan, seperti mie instan dan kue.

"Mereka membelanjakan uang mereka untuk membeli makanan. Termasuk untuk keperluan sembako yang isinya termasuk terigu," jelasnya. Pada Januari-Februari 2009, penjualan terigu nasional mencapai 562.738 ton, atau naik 7,4% dari 524.000 ton pada periode sama tahun sebelumnya. Untuk tahun ini, Ratna memperkirakan penjualan terigu akan naik 5%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun berharap, pemilu 2009 dapat berlangsung dengan aman, sehingga tidak mengganggu aktivitas perekonomian. “Karena belanja pemilu dapat menambah kegiatan ekonomi yang positif dan konstruktif," ujar Sri Mulyani yang merangkap sebagai Menko Perekonomian di kantor presiden.