"Ini merupakan hal baru bagi ilmu pengetahuan," kata Dr Gilbert Collins ahli fisika di Lawrence Livermore National Laboratory di California yang menjadi tuan rumah National Ignition Facility, yang menggunakan kekuatan 192 laser infra merah untuk membuat fusi nuklir.
Ilmuwan merencakan akan menggunakan tembakan laser pada target kecil untuk membuat kondisi seperti yang ada di inti sebuah bintang atau di dalam planet, termasuk di dalam senjata nuklir.
Menggunakan simulasi komputer, ilmuwan ingin menciptakan dunia dimana helium bisa menjadi logam cair yang dapat menghantar listrik. Selain itu juga ingin membuktikan titik mencairnya berlian, untuk memahami planet Neptunus yang mengandung es.
Ilmuwan mendasarkan penelitian pada bumi dimana tekanannya 3,5 juta kali lebih kuat.
Kemudian beralih ke Yupiter yang sistem tata suryanya paling besar dengan tekanan 70 juta kali lebih kuat daripada di bumi.
Dengan membuat tekanan 10 kali dari Yupiter, ilmuwan ingin mengeksplorasi bagaimana kondisi dalam tekanan seperti itu, jutaan bahkan miliaran kali dibandingkan di bumi.
"Kami benar-benar melakukan terobosan eksperimen untuk menciptakan tekanan sehebat itu di laboratorium," kata Jeanloz .
Perubahan helium menjadi cairan terjadi pada 1 juta atmosfer seperti yang terdapat di inti bumi." Pada tekanan seperti itu kimia yang bersatu diantara atom akan tercerai berai. Materi akan memiliki properti baru pada kondisi seperti itu," tambahnya.