Parahnya, meski Menteri Pertanian, Suswono, sudah memberikan bantuan secara simbolik kepada Pemda Indramayu sebesar 13.600 ton Cadangan Benih Nasional (CBN) dan bantuan bagi petani yang lahannya mengalami puso (gagal panen), namun hingga kini para petani belum menerimanya.
"Bentar lagi sudah mulai panen, kalau ada bantuan benih dari pemerintah, bisa digunakan untuk persiapan masa tanam selanjutnya," ungkap salah satu petani Indramayu, Sutarjo, kepada wartawan, Jumat (25/4/14).
Hal senada juga diungkapkan oleh Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang. Ia menjelaskan, para petani yang tanaman padinya mengalami puso sangat membutuhkan bantuan tersebut. Hal itu dikarenakan mereka harus melakukan tanam ulang sehingga terpaksa mengeluarkan modal dua kali untuk satu kali musim tanam rendeng. Namun, sebagian besar para petani tidak memiliki modal untuk tanam ulang. Akibatnya, mereka terpaksa terjerat pinjaman uang pada rentenir.
"Modal mereka sudah habis untuk tanam yang pertama, saat ini tinggal berharap panen bisa berhasil dan bisa untuk membayar hutang," jelas Tatang.
Selain kesulitan uang, petani juga kesulitan mendapatkan benih hingga harus mencari ke luar daerah. Tak hanya itu, di sejumlah kecamatan, para petani juga kesulitan mendapatkan pupuk urea.
Sementara itu, Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Takmid Sarbini, membenarkan belum cairnya bantuan puso dari Pemerintah Pusat. Dia pun mengaku tidak mengetahui kapan bantuan itu akan cair.
"Kita belum dapat kabar, kapan bantuan puso bisa diterima oleh petani," tandasnya.
Diketahui, banjir di kabupaten Indramayu sendiri membuat 49.019 hektare areal tanaman padi terendam. Jumlah itu terdiri dari tanaman padi berusia 5-75 hari seluas 48.738 hektare dan persemaian seluas 15.086 hektare.
Dari luas tanaman padi 48.742 hektare itu, sebanyak 33.938 hektare tidak bisa diselamatkan sehingga mengalami puso. Begitu pula dengan seluruh persemaian seluas 15.086 hektare yang membusuk.