Jum'at, 31 Januari 2025
TKI ini bernama Tati binti Durakman (26 tahun), warga Desa Sanca Kecamatan Gantar Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Ia diterbangkan ke Arab Saudi pada 16 Nopember 2010 oleh PT Rizka Berkah Guna yang beralamat di Jl. Mangga Raya Perum Griya Ayu Utama Rt 10/01 Ds. Singajaya Indramayu. Setelah 1,5 tahun ia bekerja ia sakit dan lumpuh akibat disiksa majikannya. lalu dirawat di Rumah Sakit Alqobar Talimi kota Dammam, Arab Saudi selama satu tahun.
Atas desakan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) dengan Kemlu RI, Pada 8 Januari 2014 akhirnya ia berhasil dipulangkan. Meski tanpa asuransi dari PT terkait namun ia mendapatkan gajinya selama 1,5 tahun yang tak pernah dibayar.
Sekitar tiga bulan di rumahnya dengan luka yang belum sembuh, pada Senin 28 April 2014 ia kembali dirawat di RSUD Indramayu karena lukanya makin parah. Korban mengalami luka yang serius di pinggangnya, luka seperti koreng yang besar ditambah dengan kondisi tangan dan kedua kakinya yang lumpuh. Diceritakannya, ia berkali-kali disiksa dan majikan laki-lakinya sering kali mencoba untuk memperkosanya.
"Istri saya seperti itu karena disiksa majikan waktu di Arab Saudi. Pulang dari Arab pada 8 Januari 2014. Waktu di sana sempat dirawat di RS sekitar satu tahun tapi belum juga sembuh sampai sekarang. Alhamdulilah sekarang kami dibantu SBMI untuk dirawat di RSUD Indramayu. Smoga bisa sembuh," tutur Carla, suami Tati di RSUD Indramayu, Selasa (29/4/14).
"Ada luka borok di pinggang, kedua jempol kaki seperti kena tang, dan kedua tangannya cacat (lumpuh). Itu semua karena disiksa majikan," imbuhnya.
Sementara, menurut Ketua SBMI Indramayu, Juwarih, pihaknya baru tahu keadaan Tati setelah dihubungi suaminya. Akhirnya setelah ditengok di rumahnya, pihaknya berinisiatif dan bertekad untuk merawat Tati hingga sembuh.
"Semoga TKI Tati bisa sembuh, kami bekerjasama dengan IOM untuk membiayai pengobatan sementara Tati, tapi ini hanya untuk memancing sejauh mana kepedulian pemerintah, baik di pusat maupun daerah," ujar Juwarih saat mendampingi Tati di RSUD Indramayu.
Merasa bingung akan pembiayaan Rumahsakit, SBMI akan melakukan desakan dan advokasi terhadap instansi terkait untuk peduli dengan kondisi Tati.
"Kami terus melakukan advokasi untuk tidak bosan-bosan mendesak pemerintah agar memberikan perhatian terhadap Tati," jelasnya.
Lebih jauh Juwarih menegaskan, agar kasus Tati ini menjadi pelajaran berarti bagi pemerintah untuk lebih serius lagi dalam memberikan perlindungan terhadap TKI.
"Ke depan semoga para TKI lebih berhati-hati ketika ingin ke luar negeri, dan pemerintah harus serius melindungi TKI," pungkasnya.
Berita sebelumnya saat Tati dirawat di RS Arab Saudi, klik di sini.
