Diketahui, tragedi may day 2013, massa aliansi buruh diserang membabi buta oleh salah satu ormas di Indramayu. Mengakibatkan puluhan buruh terluka. Padahal peristiwa itu terjadi di hadapan para aparat dari kepolisian dan TNI.
Banteng Muda Indonesia (BMI) mendesak kepolisian segera usut tuntas jangan sampai kekerasan dibiarkan tak sesuai dengan tujuan hadirnya kepolisian sendiri.
"Kekerasan oleh ormas kepada para buruh saat mayday 2013 tak jelas perkembangannya. Enggak tau kemana arah kasusnya seperti dianggap angin begitu saja," ujar Ketua Banteng Muda Indonesia(BMI) Indramayu, Sahali, Kamis (1/4/14).
Sahali memaparkan, padahal kasus tersebut memiliki bukti-bukti yang cukup. Namun hingga kini nampaknya belum juga cukup menguatkan penjatuhan hukuman oleh kepolisian kepada para ormas yang melakukan kekerasan.
"Ketika banyak dengungan masyarakat tak boleh lakukan kekerasan nampaknya kini menjadi klise ketika para pelaku kekerasan dibiarkan bahkan hingga berjalan setahun," kesalnya.
Pihaknya mempertanyakan pihak kepolisian, apa yang dilakukan kepolisan sampai saat ini?, mengingat keterangan saksi hingga bukti terbuka lebar namun tak juga dijalankan.
"Tupoksi kepolsian itu kemana?, semua kita kira sudah lengkap tapi tak juga ada keseriusan," kata Sahali.
Sahali menambahkan, pembiaran kasus ini, menunjukkan bahwa polisi telah menjilat ludah sendiri, pasalnya pihak kepolisian tak habis-habisnya mensosialisasikan anti kekerasan dan akan menindak para pelakunya.
Namun, lanjutnya, ketika pelaku kekerasaan adalah oknum yang merupakan keluarga pejabat, rupanya polisi tuli dan hukum menjadi tumpul.
"Hukum itu tak memandang siapapun karena semua sama di mata hukum," pungkasnya.
Berikut kronologis kejadiannya, klik di sini.