Kegiatan pameran seni lukis digelar pada 2-9 Mei 2014 di DKI ini bertajuk "Painting Over Old Money" dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional. Diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Pelajar dan Mahasiswa Indramayu (IKAPMI) D.I. Yogyakarta. Selain lukis, diiringi juga dengan bedah buku, pegelaran seni dan budaya serta acara lainnya.
"IKAPMI DIY "Duwe Gawe" dalam rangka Hardiknas 2014 pameran Lukis Karya Dartin Yudha. SDM Indramayu yang sense dalam seni dan budaya harus diperhatikan dan diberi ruang untuk berekspresi dan beraktualisasi. Karena meraka mengangkat dan membawa nama Indramayu tidak hanya tingkat lokal, tapi nasional, bahkan dunia. Perjuangan mereka (seniman) harus diapresiasi dan dihargai," ujar Panitia penyelenggara dari IKAPMI Yogyakarta, Abdul Kholik Al Ayubi (AKA), Kamis (8/5/14).
Sementara menurut seniman senior, Dartin Yudha mengatakan, karyanya ini disuguhkan untuk seluruh masyarakat Indramayu dan seluruh umat manusia agar lebih mencintai karya seni.
"Itu kritik terhadap kemanusiaan, uang simbol untuk mempermudah kehidupan manusia dalam hal transaksi. Tapi pada kenyataannya uang juga menjadi pemicu hilangnya prikemanusiaan sehingga memberhalakan uang," katanya kepada cuplik.com.
Lukisan abstrak yang melibatkan uang kertas dan logam ini, dipilihnya sebagai karya yang dekat dengan kehidupan masyarakat, sekaligus berupaya membuat karya yang orisinil yang universal dan fenomenal.
"30 tahun saya mencari uang, dengan berbagai cara. Jadi selama 30 tahun lukisan ini baru terwujud. Belum ada di dunia melukis di atas uang," jelasnya.
"Dengan abstrak, lebih mudah membongkar kaidah-kaidah seni rupa. Banyak interpretasi yang muncul, saya mencoba membuat pintu-pintu itu bagi penikmat seni," tandasnya.
IKAPMI juga menyuguhkan acara lainnya yang dirangkai setiap hari seperti Dance "Yatra Ing Jaman Kala Bendu" oleh Wergul W Darkum dengan Penata Musik Hadi Santoso; Pujanggaan; Pementasan Sintren; Pementasan Jaran Lumping; Workshop "Sketsa dan Gambar Bentuk" Siswa/i SLTA dan Mahasiswa di Indramayu; Bedah Buku "Kelir Slindet" Karya Kedung Darma Romansha, panelis Supali Kasim; Pementasan Wayang Kontemporer oleh Dalang Nurrohman Sudibyo alias Ki Tapa Kelana; Bedah Buku "Babad Dermayu" Karya Ki Tarka; dan terakhir ditutup dengan Lelang Lukisan yang dimeriahkan oleh Band lokal.