SOLO: Kota Solo mengembangkan wisata pelayanan kesehatan dengan menggandeng Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Kota Solo dan Rumah Sakit Islam Surakarta (RSI Yarsis). Peluncuran program ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman ketiga pihak di rumah dinas wali kota Loji Gandrung, Selasa (17/3).
Singapura dan Malaysia telah lebih dulu mengembangkan pariwisata kesehatan. Menurut Presiden Direktur RSI Yarsis M Djufrie, per tahunnya Singapura rata-rata menerima pasien dari Indonesia 370.000 orang. Sebanyak 60 persen pasien di Rumah Sakit di Penang, Malaysia juga berasal dari Indonesia, terutama dari Aceh, Sumatera Utara, Riau, dan Kepulauan Riau.
Selain mengundang pasien/turis domestik dalam negeri ke Solo, program ini juga membidik pasien dari luar negeri untuk check-up kesehatan sambil berwisata atau turis mancanegara yang datang akan ditawari periksa kesehatan. Program ini juga akan dijadikan rujukan bagi turis asing yang sedang berkunjung yang tiba-tiba sakit.
Penasihat Asita Solo Susena Hadi Parwono mengatakan, pihaknya kerap kesulitan mencari r umah sakit berstandar internasional jika ada turis datang yang sakit tiba-tiba. Kami sering hanya membawanya ke dokter hotel yang menurut tamu standarnya belum diketahui, kata Suseno.
Untuk tahap awal, pelayanan ini menjual check-up medis yang dibagi dalam tiga program. Tiap program dibuat selama tiga hari dua malam, masing-masing untuk satu pasien dan satu pendamping. Harga nya mulai Rp 1,9 juta hingga Rp 5 juta dengan tempat menginap dari rumah sakit hingga hotel bintang lima. Malam hari usai check-up pasien makan malam di Padepokan Gedhong Putih dengan sajian atraksi budaya.
Ini bukan masalah merebut potensi pasien dalam negeri yang lari ke luar negeri tetapi terutama menegakkan martabat pelayanan kesehatan dalam negeri. Kalau untuk masalah kesehatan sederhana saja, orang lari ke Singapura dan Malaysia, bagaimana martabat pelayanan kesehatan dalam negeri, kata Djufrie.
Untuk menawarkan wisata kesehatan, RSI Yarsis, menurut Djufrie, sudah punya modal memadai, antara lain terakreditasi oleh Temos (telemedicine for the mobile society) yang berpusat di Jerman, terhubung dengan jaringan asuransi yang menjamin turi s di seluruh dunia, menjadi sister hospital dari Rumah Sakit Amphia di Breda, Belanda, dan memiliki peralatan medis memadai seperti alat CT scan 16 slice.