Cuplik.Com - JAKARTA—Pemerintah RI melalui Kementerian Agama memutuskan awal Ramadan 1435 H jatuh pada hari Minggu (Ahad) 29 Juni 2014.
Kepastian awal puasa tersebut disampaikan Menteri Agama RI Lukman Hakim Syaifudin usai menggelar sidang isbat dengan dihadiri berbagai organisasi masyarakat Islam serta mendengar keterangan dari saksi-saksi di 63 titik di wilayah Indonesia yang melihat pergerakan Hilal. Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin menyatakan penentuan awal Bulan Qamariyah, terutama bulan Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah menjadi tugas dan kewajiban pemerintah yang dilakukan melalui Kementerian Agama (Kemenag).
Pemerintah, kata Menag, berkewajiban menetapkan satu Ramadhan dan satu Syawal karena negara bertanggung jawab terhadap mayoritas umat Islam yang membutuhkan kepastian hukum dalam menjalankan ibadah puasa.
“Sejak 1962, atas nama Pemerintah, Kemenag melakukan Sidang Itsbat (penetapan) awal bulan, di mana hasil hisab dan rukyat hilal, dikaji bersama, baik oleh Kemenag, ormas Islam, perguruan tinggi, dan lain sebagainya, untuk memberi pertimbangan kepada Menag sebelum Menag mengambil keputusan,” kata Menag Lukman Hakin Saifuddin.
Lukman menambahkan, keputusan Menag harusnya bersifat resmi dan mengikat, agar umat mempunyai kepastian dan tidak tercerai berai. Meski demikian, jika terpaksa karena beberapa hal, ada masyarakat yang berbeda dengan keputusan Menag, Lukman meminta jangan sampai perbedaan tersebut membuat masyarakat berkonflik.
Menteri meminta agar semua pihak bisa saling menghormati jika tetap terjadi perbedaan. Namun demikian ia sangat berharap akan diupayakan persamaan pandangan.
Terkait dengan tanggung jawab pemerintah itu, Menag Lukman Hakim Saifudin berharap “Saresehan Mencari Titik Temu Awal Ramadhan 1435 H” bisa menghasilkan terobosan baru dalam penetapan awal bulan Qamariyyah atau Hijriyyah.
sementara itu Kemenag langsung membuka jumpa pers, Setelah mengikuti sidang isbat yang berjalan selama 30 menit di kementrian agama RI pada Jumat 27/6, diketahui sidang Isbat tersebut di ikuti oleh 37 Ormas Islam yang ada di Idonesia.
Diakui Menag , dalam penentuan awal Bulan Qamariyah, baik di Indonesia maupun di beberapa negara Islam, sering kali terjadi perbedaan, yang berdampak rentannya terjadi gesekan masyarakat bawah yang butuh kepastian,.
Menurut Menag, adanya perbedaan itu terjadi karena banyaknya sistem hisab yang berkembang di masyarakat dan kriteria-kriteria yang digunakan. Di samping juga, tidak bisa diingkari kaitannya dengan sisi sosial astronomis maupun sosial agama yang mengiringi penetapan tersebut.
Sebagaimana diberitakan, jalannya sidang isbat ini Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, sidang itsbat tahun ini tidak disiarkan langsung oleh stasiun televisi, namun hasil sidangnya disampaikan melalui konperensi pers secara terbuka, seusai pelaksanaan sidang.
Dan dalam hal ini Pemerintah telah menetapkan 1 Ramadhan 1435 H, Jatuh pada hari Ahad (minggu) 29/6, yang artinya ada perbedaan satu hari dengan Muhammadiyah dimana sebelumnya Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 1435 Hijriah jatuh pada Sabtu 28/6.
meski demikian Menag meminta agar masyarakat bisa saling menghargai dan menghormati atas adanya perbedaan dalam penetapan 1 Ramadhan.